Ramadhan Sebagai Bulan jihad-
Puasa yang dilakukan oleh Rasulullah SAW tidaklah identik dengan suasana lemah dan payah. Justru selama Ramadhan terjadi banyak peperangan dan peristiwa besar yang menentukan laju gerak dakwah selanjutnya, sehingga Islam bisa tersebar dan tegak di berbagai penjuru dunia.
Mengapa bisa demikian? Karena umat Islam ketika itu penjadi para pengemban dakwah, semangatnya terus berkobar dan bergerak membuka negeri-negeri yang jauh agar cahaya kemuliaan Islam dapat sampai ke negeri- negeri tersebut , sehingga hidayah Allah merasuk ke relung-relung hati setiap manusia.
Harus ada upaya merubah persepsi kita tentang Ramadhan yang selama ini tertanam di masyarakat. Kita sering melihat banyak orang tidur bergelimpangan pada siang hari di Masjid-masjid yang ada di perkantoran atau di lingkungan masyarakat. Sementara di malam hari ramainya masyarakat memadati pertokoan dan mall- mall yang memburu barang-barang persiapan lebaran.
Sungguh ironis, Ramadhan syahrul Qur’an, namun umat Islam sibuk dengan urusan dunia, lupa mengkaji kitabnya, atau bermalas-malas tiduran karena merasa lapar.
Padahal Ramadhan adalah bulan yang mulia, Allah menjanjikan pahala berlipat dan surga yang penuh kenikmatan bagi hamba-hambanya yang menjadikan bulan Ramadhan sebagai bulan peningkatan amal dan jihad.
Ramadhan Bulan Jihad
Sejarah telah mencatat dengan tinta emas, generasi Islam terdahulu telah menancapkan tonggak sejarah yang penuh kemuliaan dan kegemilangan Islam dalam puncak peradaban manusia. Islam pernah berjaya selama 13 abad, sejak Rasulullah Muhammad SAW diangkat menjadi Rasul 611M; selama 23 tahun berdakwah, telah berhasil mendirikan negara yang mengangkat derajat manusia dari menyembah berhala menjadi bangsa yang hanya menyembah Allah semata. Bukan hanya menumbangkan kejahiliyahan, Rasulullah juga telah berhasil membersihkan Yahudi yang bercokol di Madinah, dan menyebarkan Islam ke berbagai suku dan kabilah Perang Uhud, sehingga hampir semua suku-suku di jazirah Arab telah tersentuh cahaya Islam.
Rasulullah juga telah mengirim utusan menawarkan masuk Islam kepada Heraklius, Kaisar Bizantium (Romawi) dan Muqawqis Penguasa Mesir, Kisra raja Persia, dua penguasa kerajaan besar ketika itu.
Selama 10 tahun di Madinah Rasulullah melakukan perang dan mengirim pasukan sebanyak 28 kali. Rata-rata 1th 3 kali pengiriman pasukan. Beberapa di antaranya justru terjadi di bulan Ramadhan. Hebatnya lagi Rasulullah hanya merasakan 8 kali bertemu dengan bulan Ramadhan tetapi prestasinya luar biasa.
Mari kita bertanya pada diri kita, sudah berapa kali kita bertemu dengan bulan Ramadhan? Dan apa prestasi kita? untuk membangun diri kita? dan apa kiprah kita di masyarakat?.
Seandainya Rasulullah dan para sahabat memaknai bulan Ramadhan sebagai bulan yang lesu dan loyo akibat puasa di siang hari, kemudian bulan syawal dirayakan besar-besaran dengan mudik bermacet ria seperti yang terjadi di Indonesia, akankah Islam bisa menyebar ke seluruh penjuru dunia? Apakah Islam akan sampai ke Indonesia?
Beberapa peristiwa peting dalam lintas sejarah yang terjadi pada bulan Ramadhan, atau persiapannya dilakukan pada bulan Ramadhan, peristiwanya pada bln Syawal. Mari kita simak
Ramadhan Bulan Kemenangan: Rangkaian Peristiwa
1. Perang Badar
Terjadi pada hari Jumat 12 Ramadhan th ke 2 H. Inilah perang pertama antara Muslim di Madinah melawan Kafir Quraisy di Makkah. Dikatakan juga sebagai Furqon, pembeda antara haq dan batil. Karena dalam pasukan kafir Quraisy terdapat anggota keluarga dari pasukan Islam paman, anak, menantu, saudra kandung dll. Pasukan Muslimin 314 orang melawan pasukan Kafir 1000 orang. Allah memenangkan pasukan muslimin meskipun mereka hanya sedikit, dengan persenjataan seadanya dan hanya mengendarai 100 onta yang dinaiki oleh 3 orang secara bergantian.
2. Perang Uhud,
Syawal 3H
Ini adalah balas dendam kaum kafir Quraisy atas kekalahan mereka di Badar. Pasukan muslimin 700 melawan pasukan Kafir 3000 orang.
3. Perang Ahzab, Syawal 5H
pasukan Islam 3000 melawan pasukan kafir 10.000 orang. Rasulullah menggali parit selama bulan Ramadhan sepanjang pintu kota Madinah untuk mencegah masuknya tentara kafir ke kota Madinah. Rasulullah dan sahabat megganjal perutnya dengan batu karena menahan lapar. Lebar parit 7 meter dan dalamnya 3 meter. Setiap 40 hasta digali oleh 10 orang sahabat.
Disebut perang Ahzab, yang artinya sekutu dari berbagai kabilah dan suku, bergabung memerangi Nabi dan kaum muslimin. Disebut Khandak artinya parit, karena Rasulullah menerima usul sahabat Salman Al-Farisi untuk menggali parit sebagai pelindung dan pencegah masuknya tentara kafir ke dalam kota Madinah.
Kondisi saat itu sangat menakutkan di depan ada musuh yang berjumlah sangat besar mengepung kota berlangsung 25 hari , sementara dari dalam kota banyak orang munafiq yang membelot, bahkan Yahudi Bani Quraizhah tetangga Rasulullah yang terikat perjanjian damai dalam piagam Madinah berkhianat dan membelot kepada musuh.
Namun pertolongan Allah datang berupa angin badai yang memporak-porandakan musuh. Merobohkankan tenda-tenda mereka, memadamkan api, membuat periuk mereka terbalik, membuat kuda-kuda mereka panik dan berputar liar. Suara deru angin membuat takut setiap nyali, akhirnya mereka memutuskan untuk bubar dan kembali ke Makkah disebabkan situasi yang kacau balau tak terkendali.
4. Fathu Makkah, Ramadhan 8 H
Tidak sampai 10 tahun sejak pengusiran Nabi dan para Sahabat dari Makkah, Allah memberikan pertolongannya dengan banyaknya kemenangan yang diberikan kepada kaum muslimin sehingga kekuatan kaum muslimin makin berlipat dan makin banyak suku dan kabilah yang masuk Islam. Sehingga Rasulullah memutuskn untuk show of power dengan membawa pasukan berkekuatan 100.000 menuju Makkah datang dari berbagai penjuru dan masuk dari berbagai pintu. Abu Sufyan sebagai pimpinan kota Makkah menjadi ciut nyalinya dan yakin tak akan mampu mengalahkan pasukan Muhammad yang sangat besar.
Namun kebaikan dan kemuliaan Rasulullah tidak menyerang mereka. Rasulullah memberi pengumuman siapa yang masuk ke rumah Abu Sufyan dia aman, siapa yang masuk ke Ka’bah dia aman, siapa yang diam di rumahnya dia aman.
Tiada dendam dan angkara murka mengingat kekejaman yang dialami oleh kaum muslimin ketika disiksa dan diusir oleh para pembesar Quraisy saat dahulu mereka masih berjumlah sedikit dan masih lemah.
Demikianlah Allah telah memberikan pertolongannya kepada agama- Nya , Rasulullah dan para sahabat dengan memenangkan dan meninggikan Islam.
Peristiwa-peristiwa penting di bulan Ramadhan di masa-masa berikutnya:
1. Kemenangan Thoriq bin Ziyad menaklukkan raja Roderik dari Spanyol, 28 Ramadhan 92H.
Thoriq bin Ziyad putra Maroko Afrika yang berkulit hitam bersama 7000 pasukannya menyeberangi selat yang tidak berpantai, tetapi berbukit. Ia memilih tempat tersebut untuk mendaratkan pasukannya agar kedatangannya tidak diketahui musuh. Maka bukit tersebut diberi nama dengan nama GibralTark (Jabal Tarik= Gunung Tarik).
Pasukan Thariq bin Ziyad berjumlah 7.000 dan tambahan 5000 yang dikirim gubernur Mesir Musa Nusair melawan pasukan Roderick berjumlah 100.000. Berkat keteguhan dan kesabaran pasukan Islam maka Allah memberi pertolongan dan kemenangan. Raja Roderick terbunuh pasukannya kocar kacir. Islam membawa cahaya di Spanyol yang berganti nama menjadi Andalusia. Islam berjaya di sana selama 800 tahun.
2. Perang Ain Jalut antara pasukan Islam dipimpin oleh Saifudin Qutuz melawan tentara Mongol (Tartar) terjadi 25 Ramadhan 658 H.
Pasukan Tartar yang terkenal bengis dan kejam telah menghancurkan kota Baghdad ibu kota Daulah Abbasyiyah. Mereka menjarah harta penduduk dan membunuh siapa saja yang ditemui tak peduli orang tua, wanita, anak-anak. Seluruh penduduk dilanda ketakutan, tidak ada yang bisa mengalahkannya. Beberapa yang meminta damai dan mengharap belas kasihan telah menyerah dan memberi upeti emas permata, namun tetap saja negerinya dihancurkan dan rajanya ditawan, penduduknya dibunuh.
Pasukan Tartar sudah memasuki Damaskus, penguasa Damaskus meminta dikasihani dan menyatakan tunduk kepada Hulaghu Khan panglima Tartar. Bahkan penguasa Damaskus bersedia membantu pasukan Tartar dengan menyediakan logistik dan pasukan untuk menyerang Mesir saudaranya sendiri sesama muslim.
Sungguh pengecut langkah penguasa Damaskus, padahal Damaskus memiliki benteng yang sangat kokoh dan persenjataan yang kuat, tetapi mental lemahnya telah membuatnya kalah sebelum bertarung. Begitulah jika hati sudah mati tertipu dengan dunia, maka raga menjadi lemah tak berdaya.
Hulagu khan menyuruh mereka merobohkan benteng kokoh tersebut dengan manjanik (alat pelempar batu yang merupakan alat tempur terbaik pada zaman itu). Sungguh hina dan menyedihkan, benteng kokoh tersebut harus dihancurkan oleh tentara Damaskus sendiri, harusnya manjanik itu dipakai untuk mempertahankan kota dan menghncurkan musuh, bukan untuk menghancurkan bentengnya sendiri.
Inilah jiwa-jiwa pengecut yang lemah dan tak punya harga diri, terhina dihadapan musuh.
Namun tidak demikian dengan Saifudin Qutuz. Meskipun Ia berasal dari bangsa budak, tetapi Ia tampil menggalang kekuatan pasukan dan menyatukan kesultanan di sekitarnya. Ia meyakinkan kepada para Amir bahwa tentara Tartar harus dilawan. Percuma jika minta berdamai atau menyerah, karena semua akan dibunuh dan dihancurkan, kekayaannya akan dijarah. Usaha yang dilakukan Saifudin Qutuz berhasil meyakinkan para Amir penguasa di sekitar Mesir. Mereka setuju untuk menyongsong tentara Tartar di sebuah kota Ain Jalut, di Palestina. Karena kalau sampai tentara Tartar masuk ke Mesir kerugian yang diderita akan lebih besar.
Begitulah, siapa yang berjihad membela agama Allah, pasti Allah akan memberikan pertolongan dan kemenangan. Panglima Tartar Kitbuka akhirnya dapat dibunuh, tentara Tartar yang terkenal kuat dan menyerbu seperti belalang, akhirnya kocar-kacir meninggalkan persenjataan dan harta benda mereka.
3. Pertarungan merebut Sunda Kelapa 22 Ramadhan 933H 22 Juni 1527
Usaha mengusir penjajah Portugis yang bersekutu dengan Pajajaran dilakukan oleh salah satu wali Songo, yaitu Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah) bersama menantunya Fatahillah berhasil menaklukkan Portugis dan mengusirnya dari Sunda Kelapa pada tgl 22 Ramadhan 933 H bertepatan dengan 22 Juni 1527 dan mengganti nama kota tersebut dengan Fathan Mubina atau Jayakarta, artinya kemenangan yang nyata diambil dari surat Al-Fath 48 ayat 1.
Kemenangan ini berarti Wali songo ikut andil dalam mengusir Penjajah Katolik Portugis yang ingin menancapkan kukunya di tanah Jawa. Kemenangan ini membuktikan keberkahan perjuangan di bulan Ramadhan sebagai bulan Jihad.
4. Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, bertepatan dengan hari Jumat 9 Ramadhan 1364 H.
Tanggal 17 Agustus dipilih menandai 17 rakaat sholat 5 waktu sehari semalam. Perjuangan kemerdekaan Indonesia dipimpin oleh para ulama dan santri. Ketika Jepang dibom oleh tentara Amerika dan sekutu, maka para pemuda meyakinkan Soekarno bahwa inilah saat yang tepat untuk menyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Demikianlah catatan sejarah perjuangan para pahlawan, mereka tidak menjadikan Ramadhan sebagai bulan yang kosong dari amal dan prestasi, mereka terus berjuang dan berkorban menegakkan nilai-niali Islam, sampai Allah memenangkan mereka atau mereka syahid di jalan Allah.
Semoga generasi Islam saat ini dapat mengambil hikmah dan pelajaran dari kisah-kisah perjuangan mereka, sehingga menjadi generasi yang dapat mengukir prestasi terbaik dalam menebarkan cahaya islam di segala penjuru dunia. ***
Hasbunallah wa ni’mal Wakiil.
Ruqoyyah Ridwan
21:08. 3-5-2019