Jika pembaca memulai dari tengah surah atau berhenti di tempat yang bukan akhirnya, agar memulai permulaan kalam yang saling berkaitan antara satu sama lain (dan berhenti pada kalam berkenaan), serta tidak terikat denganbahagian-bahagiannya karena boleh terjadi di tengah kalam yang berhubungan seperti bagian (juz) yang terdapat dalam Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَالْمُحْصَنَاتُ مِنَ النِّسَاءِ
“Dan (haram juga kamu mengawini) wanita yang bersuami…” (QS An-Nisa 4:24)
وَمَا أُبَرِّئُ نَفْسِي
“Dan aku tidak membebaskan driku (dari kesalahan)…” (QS Yusuf 12:53)
فَمَا كَانَ جَوَابَ قَوْمِهِ
“Maka tidak lain jawaban kaumnya….” (QS An-Naml 27:56)
وَمَنْ يَقْنُتْ مِنْكُنَّ لِلَّهِ وَرَسُولِهِ
“Dan barangsiapa di antara kamu sekalian (isteri-isteri Nabi) tetap taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya….” (QS Al Ahzab 33:31)
Dan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى قَوْمِهِ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ جُنْدٍ مِنَ السَّمَاءِ
“Dan kami tidak menurunkan kepada kaumnya sesudah dia (meninggal dunia) suatu pasukan pun dari langit….” (QS Yaasin 36:28)
إِلَيْهِ يُرَدُّ عِلْمُ السَّاعَةِ
“Kepada-Nyalah dikembalikan pengetahuan tentang kiamat….” (QS Fushshilat 41:47)
وَبَدَا لَهُمْ سَيِّئَاتُ مَا كَسَبُوا
“Dan (jelaslah) bagi mereka akibat buruk dari apa yang telah mereka perbuat….” (QS Az-Zumar 39:48)
قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُونَ
“Ibrahim bertanya, ‘Apakah urusanmu, wahai para utusan.’” (QS Adz-Dzaariyaat 51: 31)
Demikian jugalah dalam firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَاذْكُرُوا اللَّهَ فِي أَيَّامٍ مَعْدُودَاتٍ
“Dan berdzikirlah (dengan menyebut) Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam beberapa hari yang tertentu….” (QS Al Baqarah 2:203)
قُلْ أَؤُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرٍ
“Katakanlah, ‘Ingatlah aku khabarkan kepadamu apa yang lebih baik daripada yang demikian itu….”(QS Ali-Imran 3:15)
Maka semua itu dan yang seumpamanya, sepatutnya pembaca Al Qur’an tidak memulai dengannya dan tidak berhenti di situ karena itu berkaitan dengan yang sebelumnya. Janganlah keliru karena banyaknya pembaca yang lalai dan tidak memperhatikan adab-adab ini dan tidak pula memikirkan maknamaknanya.
Ikutilah pendapat yang diriwayatkan oleh Al Hakim Abu Abdillah dengan isnadnya dari As-Sayyid yang mulai Al Fudhail bin ‘Iyadh Radhiyallahu ‘Anh katanya: “Janganlah merasa kesepian di jalan kebenaran karena sedikit pengikutnya dan jangan terpedaya dengan banyaknya orang yang rosak dan janganlahmengganggumu karena kurangnya orang-orang yang menempuhnya.”
Untuk makna inilah para ulama berkata: “Membaca suatu surah yang pendek secara lengkap lebih baik daripada membaca sebagian surah panjang seperti surah pendek karena kadang-kadang sebagian orang tidak mengetahui hubungannya dalam sebagian keadaan.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Dawud dengan isnadnya dari Abdullah bin Abul Huzail ra. seorang tabi’in terkenal, katanya: “Mereka tidak suka membaca sebagian ayat dan meninggalkan sebagiannya.”
Imam An Nawawi