Doa Setelah Membaca AlQuran – Secara khusus, sebenarnya tidak ada doa setelah membaca alQuran. Tetapi sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu pernah mengumpulkan keluarga dan anaknya ketika khatam al Qur’an, lalu Anas berdoa untuk kebaikan mereka. Riwayat ini ada dalam Thabrani dan Ad Darimi.
Bilapun ada doa setelah membaca alQuran, maka terdapat riwayat dari Aisyah radhiyallahu ‘anha yang menanyakan kepada Rasulullah tentang doa atau bacaan setelah usai perkumpulan atau usai membaca al Qur’an. Dan kemudian Rasulullah mengajarkan bacaan yang dapat menetapkan perkataan baik dalam sebuah majelis dan menghapus dosa perkataan buruk dalam sebuah majelis. Bacaannya biasa kita sebut sebagai doa kafaratul majlis, dengan lahfadz sebagai berikut:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ،لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
Maha suci Engkau, Ya Allah, sembari memuji-Mu. Tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan aku bertaubat kepada-Mu.
Doa itu sesungguhnya merupakan doa umum di setiap usai bermajelis, tetapi tentunya juga ketika usai dari majelis al Qur’an. Maka doa tersebut juga dapat menjadi doa setelah membaca alQuran.
Nah, karena tidak ada tuntunan khusus terkait doa setelah membaca alQuran, dan ini sifatnya di luar ibadah mahdhah, maka kita boleh saja menuturkan doa-doa kebaikan lainnya setelah membaca alQuran. Sebagaimana sahabat Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu juga melakukannya, menggunakan momentum setelah khatam al Qur’an untuk mengumpulkan keluarga dan anaknya lalu berdoa bagi kebaikan mereka.
Di antara doa setelah membaca alQuran yang telah menjadi tradisi dan dikenalkan secara turun-temurun kepada kita adalah doa yang biasa tercantum di halaman belakang mushaf al Qur’an. Doa ini memang bukan doa yang harus dibaca setelah membaca al Qur’an. Namun bila kita hendak membacanya juga tidak apa-apa, selama tidak menjadikannya keharusan.
Doa setelah membaca alQuran yang biasa kita baca tersebut lengkapnya sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ ارْحَمْنِيْ بِاْلقُرْآنْ، وَاجْعَلْهُ لِيْ إِمَامًا وَنُوْرًا وَهُدًا وَرَحْمَةْ، اَللَّهُمَّ ذَكِّرْنِيْ مِنْهُ مَا نَسِيْتُ، وَعَلِّمْنِيْ مِنْهُ مَا جَهِلْتُ، وَارْزُقْنِيْ تِلاَوَتَهُ آنَاءَ الْلَيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارْ، وَاجْعَلْهُ لِيْ حُجَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمْيِنَ.
Ya Allah, kasihilah aku dengan al Qur’an, dan jadikanlah al Qur’an sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkanlah aku dari isinya yang kulupa, dan ajarkanlah aku dari isinya yang tidak kuketahui, dan berilah rezeki kepadaku untuk bertilawah dengannya sepanjang malam dan siang, dan jadikanlah ia bagiku sebagai pembela, wahai Rabb semesta alam.
Pada masyarakat kita, doa setelah membaca alQuran tersebut sering dibaca. Bahkan dijadikan senandung agar lebih mudah dihafalkan dalam pembelajaran Taman Pendidikan Al Qur’an. Namun, setiap kita membacanya, apakah telah hadir pula penghayatan makna doa tersebut dalam sanubari kita?
Sebab ada 6 poin permohonan dalam doa setelah membaca alQuran tersebut yang perlu kita hayati dengan baik. Agar kita paham betul tentang hal yang kita mintakan kepada Allah. Juga, agar kita memahami permintaan-permintaan kita terhadap al Qur’an.
Apa sesungguhnya yang kita mintakan? Itu pertanyaannya. Dan jawabannya adalah enam poin berikut:
Pertama; kita meminta kasih-Nya
Lahfadznya sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ ارْحَمْنِيْ بِاْلقُرْآنْ
Ya Allah, kasihilah aku dengan al Qur’an
Poin pertama dalam doa setelah membaca alQuran ini adalah permohonan kita agar Allah melimpahkan kasih-Nya kepada kita dengan al Qur’an. Jadi, disebabkan al Qur’an, maka kita memohon kasih-Nya. Kita berharap agar Allah melimpahkan kasih-Nya kepada kita, sebab kita telah menjaga interaksi dengan al Qur’an.
Benarkah poin ini telah kita hayati dengan baik saat kita menuturkan doa ini? Sementara kita berinteraksi dengan al Qur’an hanya sesekali, bahkan hanya di momen-momen tertentu. Lalu setelah membaca al Qur’an yang sekali-kalinya itu, kita memohon mendapatkan kasih-Nya.
Tanpa sadar kita melupakan esensi doa ini, yang hendaknya menjaga hubungan dengan al Qur’an lalu memohon kasih-Nya untuk sebab al Qur’an tersebut. Dan tanpa sadar pula kita terlupa, bahwa indikasi kasih Allah adalah dekatnya kita dengan al Qur’an. Lalu, bagaimana kita memohon kasih Allah, padahal interaksi kita dengan al Qur’an masih sangat minim?
Kedua; kita meminta agar Al Qur’an dijadikan Pemimpin, Cahaya, Petunjuk dan Rahmat bagi kita
Lahfadznya sebagai berikut:
وَاجْعَلْهُ لِيْ إِمَامًا وَنُوْرًا وَهُدًا وَرَحْمَةْ
Dan jadikanlah al Qur’an sebagai Pemimpin, Cahaya, Petunjuk dan Rahmat bagiku
Apakah kita sadar saat menuturkan doa setelah membaca alQuran ini, bahwa kita ingin al Qur’an menjadi pemimpin kita? Sementara perintah di dalam al Qur’an tidak kita turuti. Apakah kita sadar saat menuturkan doa setelah membaca alQuran ini, bahwa kita ingin al Qur’an menjadi cahaya bagi kita? Sementara bila ada kesuraman dalam perjalanan hidup, kita tidak segera mencari penerangan al Qur’an.
Apakah kita sadar saat menuturkan doa setelah membaca alQuran ini, bahwa kita ingin al Qur’an menjadi petunjuk bagi kita? Sementara bila ada kegamangan dalam perjalanan hidup, kita tidak segera mencari petunjuknya dari al Qur’an. Apakah kita sadar saat menuturkan doa setelah membaca alQuran ini, bahwa kita ingin al Qur’an menjadi rahmat bagi kita? Sementara kita tak kunjung memandang al Qur’an sebagai rahmat yang menyenangkan untuk terus dihampiri.
Ketiga; kita meminta diingatkan dari isi al Qur’an yang terlupa
Lahfadznya sebagai berikut:
اَللَّهُمَّ ذَكِّرْنِيْ مِنْهُ مَا نَسِيْتُ
Ya Allah, ingatkanlah aku dari isinya yang kulupa
Benarkah kita sadar saat memohon doa seperti itu? Bila sadar, seharusnya kita mengiringi doa tersebut dengan semangat menghafal dan memuraja’ah hafalan. Meskipun semampu kita, tapi tetap dengan semangat. Maka sembari menghaturkan doa setelah membaca alQuran tersebut, sering-seringlah membuka lembaran al Qur’an, agar yang terlupa kembali teringat.
Keempat; kita meminta untuk diajari tentang isinya yang tidak kita ketahui
Lahfadznya sebagai berikut:
وَعَلِّمْنِيْ مِنْهُ مَا جَهِلْتُ
Dan ajarkanlah aku dari isinya yang tidak kuketahui
Sungguh-sungguhkah kita meminta hal itu? Apakah kita selesai membaca al Qur’an mencukupkan diri dan tak berusaha memahaminya, baik arti kata maupun maknanya? Seberapa sering kita menghadiri maupun menyimak majelis kajian al Qur’an? Bila hal-hal tersebut tidak kita lakukan, maka kenapa kita masih meminta diajarkan isinya yang tidak kita ketahui? Sungguh-sungguhkah kita memintanya? Demikianlah refleksi yang perlu berulang kita tanyakan pada diri kita seiring tertuturnya doa setelah membaca alQuran ini.
Kelima; kita meminta rezeki berupa kedekatan dengan al Qur’an
Lahfadznya sebagai berikut:
وَارْزُقْنِيْ تِلاَوَتَهُ آنَاءَ الْلَيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارْ
Dan berilah rezeki kepadaku untuk bertilawah dengannya sepanjang malam dan siang
Permohonan yang satu ini dahsyat. Karena kita meminta bentuk rezeki yang unik. Yaitu rezeki berupa rasa nikmat untuk berdekatan dengan al Qur’an.
Memang, banyak orang tidak dekat dengan al Qur’an bukan saja karena mereka tidak mau, melainkan juga karena mereka tidak merasakan kenikmatan ketika dekat dengan al Qur’an. Mendapatkan rasa nikmat itulah karunia, yang semata-mata Allah tanamkan di hati-hati kita. Sungguh Allah Yang Maha Memiliki hati-hati kita, maka Allah Maha Kuasa mengondisikan hati-hati kita.
Maka, memohonlah kepada Allah untuk dikondisikan hati kita dalam suasana terbaik. Salah satunya adalah suasana hati yang merasa nikmat bila dekat dengan al Qur’an. Dan sampai di sini, apakah kita telah merasakan nikmatnya bertilawah al Qur’an sepanjang malam dan siang seperti yang kita mohonkan?
Keenam; kita meminta pembelaan al Qur’an
Lahfadznya sebagai berikut:
وَاجْعَلْهُ لِيْ حُجَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمْيِنَ
Dan jadikanlah al Qur’an sebagai pembela bagiku, wahai Rabb semesta alam
Poin yang terakhir dalam doa setelah membaca alQuran ini pamungkas. Karena yang kita minta adalah pembelaan al Qur’an pada hari akhirat kelak. Pembelaan itu tentu diberikan kepada mereka yang dekat dengannya. Masalahnya, apakah kita sudah dekat dengan al Qur’an sehingga kita berani memohon kepada Allah untuk menjadikan al Qur’an sebagai pembela kita?
Semoga dengan menghayati berulang-ulang 6 poin dalam doa setelah membaca alQuran ini, kita bisa semakin memaknai setiap doa setelah membaca alQuran yang kita panjatkan. Seiring baiknya pemaknaan tersebut, maka akan semakin baik pula kesungguhan kita dalam berdoa.
disajikan oleh Irfan Azizi – Kaderisasi Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena (BPP FLP)
| Jakarta, 25 Agustus 2017