Oleh: Helma Hamimah
Sungguh aku tak menyangka bahwa hari ini akan menjadi hari duka
Ketika aku bangun di pesantren, mereka sudah diselimuti air mata
Aku terus berdoa kepada Allah SWT dengan suara hati aku ingin sekali menjenguk Ummi
Belum sempat aku berkata-kata, tiba-tiba kabar itu datang…
Ummi sudah meninggal
Alu berusaha menahan air mata,
namun aku tak kuasa menahan
Maka bulir air mata jatuh hingga pipiku lembab karena tangisanku
ya Allah.. ia masih mempunyai 13 anak dan 1 pesantren
Ya.. Allah aku hampir tak bisa mengikhlaskan kejadian ini yang sungguh pahit ditambah lagi abang-abangku juga ikut kecelakaan
Hanya salam yang selalu menyertaimu Ibu
Ingat aku anakmu Helma Hamimah
Jantungku berdetak kencang.. kenapa aku harus menjadi piatu?
Ya Rabbi, aku harus terima semua ini
Selamat tinggal ibuku tercinta
Semoga kau aman di akhiratNya
Sedih itu tak kunjung kuratapi
Angin semilir menyanyikan duka ranting-ranting pohon berlagu sendu
Riak air danau bersenandung haru..
Sebelum meninggalnya Ummi, siangnya aku menyanyikan lagu Ibu
Apakah ini ada hubungannya dengan Ummi?
Benak jiwaku penuh penasaran
Salam manis
Ummiku tercinta
Anakmu Helma Hamimah