Mukjizat Al-Qur’an

MUKJIZAT ALQUR’AN

Mukjizat alqur’an? apa itu mukjizat ?Dalam buku Pengantar Studi Ilmu Al- Qur’an karya syaikh Manna’ Alqoththon, kata mukjizat(mu’jizat) berasal dari kata I’jaz yang artinya menetapkan kelemahan, yaitu ketidak mampuan mengerjakan sesuatu. Lawannya adalah Qudrah yaitu potensi, power, kemampuan. Apabila kemukjizatan muncul, maka nampaklah mu’jiz sesuatu yang melemahkan, sehingga tidak mampu lagi menentang kebenaran Al-Qur’an.

Jadi mukjizat adalah sesuatu yang luar biasa yang disertai tantangan dan selamat dari perlawanan.(Manna’ Al_Qoththon. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an .h.323)

Mukjizat Al-Qur’an digunakan Nabi untuk menantang orang-orang Arab, tetapi mereka tidak sanggup menghadapinya , padahal ketika itu sastra Arab sedang dalam puncak ketinggian Fasahah dan Balaghoh, lugas dalam berbahasa. Derajat suatu kabilah/suku akan jatuh( dianggap hilang, dianggap tidak ada) jika tidak memiliki seorang penyair, dan sebaliknya akan dihormati dan melambung tershohor jika suatu kabilah  memiliki orator ulung.

Rahasia apakah yang terdapat dalam Mukjizat Al-Qur’an ini?

  1. Sebelum Muhammad diutus, akal manusia cenderung kepada hal-hal yang indrawi dan materi ketimbang ilmu pengetahuan. Selanjutnya seiring perjalanan waktu barulah akal manusia bergerak ke arah berpikir rasional.
  2. Allah menetapkan bahwa Al-Qur’an mengandung mukjizat yang dapat melemahkan mereka. Allah menantang mereka untuk membuat yang serupa dengan Al-Qur’an meskipun bersatu dengan seluruh jin dan manusia, niscaya tidak akan mampu.
  3. Berita-berita yang terdapat dalam Al-Qur’an baik cerita umat terdahulu, maupun ramalan masa depan, berita hari kiamat dan lain-lain adalah benar bersumber dari Allah. Hal ini dikarenakan Muhammad adalah seorang yang buta aksara, tidak bisa baca tulis (ummi).
  4. Kemukjizatan Al-Qur’an bagi bangsa-bangsa selain Arab adalah tetap berlaku di sepanjang zaman akan ada dalam posisi tantangan yang tegar. Misteri yang diungkap ilmu pengetahuan modern hanyalah sebagian dari hakekat yang tinggi dari eksistensi pencipta dan perancang alam jagad raya ,Robb, yang menurunkan Al-Qur’an juga adalah yang menciptakan alam ini. Pengetahuan akan rahasia-rahasia ilmu seharusnya mengantarkan kepada hidayah. Itulah yang terjadi kepada para penyihir Fir’aun yang beriman kepada Musa. Penyihir Fir’aun mengakui kelemahannya dihadapan kebenaran yang dibawa Nabi Musa. Kisah ini diceritakan dalam Al-Qur’an yang periodenya terbentang jauh ribuan tahun dengan zaman Nabi Muhammad.

Al-Qur’an adalah kitab aqidah dan hidayah, kemukjizatan Al-Qur’an bukanlah terletak pada pencakupan akan teori ilmiah yang selalu baru, berubah dan merupakan hasil usaha manusia dalam penelitian dan pengamatan. Tetapi Al-Qur’an mendorong semangat berpikir manusia untuk menggunakan akal pemberian Allah. Dengan akal itu manusia lebih mulia dari makhluk Allah yang lain. Al-Qur’an dengan mukjizatnya tidak mengebiri aktifitas dan kreatifitas akal manusia, namun mendorong menggunakan akalnya untuk membuka misteri-misteri alam yang fenomenanya telah Allah sebutkan dan beritakan dalam Al-Qur’an.

Mukjizat Al-Qur’an seharusnya membuat seorang ilmuan makin menunduk dan mengakui kebesaran Allah dan kelemahan dirinya. Begitulah Al-Qur’an sebagai kitab aqidah dan hidayah, menuntun manusia ke jalan yang benar.

Berikut dua contoh penemuan ilmiah yang faktanya tidak bertentangan dengan Al-Qur’an, bahkan beritanya telah Allah sampaikan 14 abad yang lalu melalui lisan seorang yang Ummi(tidak bisa baca tulis), dialah Muhammad Rasulullah SAW.

  1. Penelituan jazad mumi Fir’aun.

Prof. Dr. Maurice Bucaille ahli bedah ternama Prancis  meneliti Mumi Firaun. Ia mengerahkan seluruh kemampuannya untuk menguak misteri dibalik penyebab kematian sang raja Mesir kuno tersebut.

Ternyata hasil akhir yang ia peroleh sangat mengejutkan, sisa-sisa darah yang melekat pada tubuh Mumi Firaun adalah bukti terbesar bahwa dia telah mati karena tenggelam.

Prof. Dr. Maurice Bucaille menyiapkan laporan akhir tentang sesuatu yang diyakininya sebagai penemuan baru yaitu tentang penyelamatan mayat Firaun dari laut dan pengawetannya.

Maurice Bucaille bahkan mengemukakan bahwa ilmu pengetahuan yang dikandung Alquran telah sesuai dengan fakta-fakta ilmiah.
“Sisi ilmiah dari Alquran telah mengejutkan saya sejak awal. Saya belum pernah melihat begitu banyak kajian ilmu pengetahuan yang disuguhkan secara akurat. Alquran bagaikan cermin bagi ilmu pengetahuan yang sudah ditulis dalam buku-buku ilmiah selama ini sementara ilmu tersebut sudah ada sejak 13 abad yang lalu,” sepenggal catatan kata pengantar Bucaille dalam bukunya itu.
Dia menyatakan dalam Islam, ilmu pengetahuan dan agama adalah ‘saudara kembar’. Keyakinan Maurice Bucaille adalah bahwa deskripsi Alquran tentang fenomena alam membuatnya kompatibel dengan ilmu pengetahuan modern.

Setelah studi yang lebih mendalam tentang Islam dan Alquran, Bucaille kemudian menulis buku lain berjudul, “What is The Origin of Man”. Buku ini mencoba menguraikan penjelasan Alquran tentang beberapa pertanyaan yang muncul jauh lebih awal daripada periode ketika pertanyaan itu secara logis dan memuaskan sudah dibuktikan melalui percobaan ilmiah.
Dan ternyata, pembuktian tersebut telah sepenuhnya sesuai dengan penjelasan yang diberikan Alquran sekitar 1500 tahun yang lalu.

Allah berfirman : “Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Firaun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan. (Qs. Al-Baqoroh : 50 ).

Laporan akhirnya ini diterbitkan dengan judul Mumi Firaun Sebuah Penelitian Medis Modern. Penemuan monumental itupun sekali lagi menjadi bukti kebenaran mukjizat Al-Qur’an, sekaligus membantah anggapan bahwa Al-Qur’an adalah karangan Muhammad Saw. (Alquin/BaitulMaqdis.com)

2.Dua Lautan yang bertemu tetapi tidak saling bercampur.

Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu. Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.” (Q.S. Ar-Rahman:19-20)

 

Inilah foto tersebut, yang memperlihatkan aliran dua lautan yang tidak pernah bercampur, seolah-olah ada sekat atau dinding yang memisahkannya.

 “Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.” (Q.S. Al-Furqaan:53)

Dua lautan yang tidak bercampur itu terletak di Selat Gibraltar, selat yang memisahkan benua Afrika dan Eropa, tepatnya antara negera Maroko dan Spanyol

Selat Gibraltar (Jabal Tariq)

Selat Gibraltar dari satelit

Sumber: http://archive.kaskus.us/thread/3726437

 

Bagaimana bisa terjadi?

Air laut dari Lautan Atlantik memasuki Laut Mediterania atau laut Tengah melalui Selat Gibraltar. Keduanya mempunyai karakteristik yang berbeda. Suhu air berbeda. Kadar garam nya berbeda. Kerapatan air (density) airpun berbeda. Waktu kedua air itu bertemu di Selat Gibraltar, karakter air dari masing-masing laut tidak berubah. Bisa terlihat dengan jelas mana air yang berasal dari Lautan Atlantik, dan mana air yang berasal dari laut tengah atau laut Mediterania.

Arus air alut di Selat Gibraltar

Air laut Mediteranian, yang berwarna biru tua, menyusup sampai kedalaman 1000 m dari permukaan laut, di lautan Atlantik, dan terus masuk sejauh ratusan km di lautan Atlantik dan tetap tidak berubah karakteristiknya. Subhannallah.

Sumber: http://gsumariyono.wordpress.com/2009/05/22/selat-gibraltar-1-pertemuan-dua-jenis-air-laut-yang-berbeda/

Al-Quran sudah menyebutkan fenomena ini 15 abad yang lalu, dan ilmu pengetahuan modern mengungkapkannya pada abad 20. Mukjizat Al-Qur’an tidak bertentangan dengan fakta ilmiyah.

Daftar Pustaka:

Syaikh Manna’ AlQoththon. Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Jakarta. Pustaka Al-Kautsar. 2011

DR Nadiah Thayyarah. Buku Pintar Sains dalam Al-Quran. Jakarta.  Zaman. 2013

http://gsumariyono.wordpress.com/2009/05/22/selat-gibraltar-1-pertemuan-dua-jenis-

air-laut-yang-berbeda/

(Alquin/BaitulMaqdis.com)

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *