Doa dalam Al Quran Ini, Sudahkah Kita Memanjatkannya?

Doa dalam Al Quran Ini, Sudahkah Kita Memanjatkannya?

Doa dalam Al Quran – Kenapa banyak doa dalam al Quran? Karena hendak menekankan pentingnya menjaga hubungan dengan Allah. Pun sekaligus mengajarkan adab-adab berinteraksi dengan Allah, khususnya adab berdoa. Maka Allah mengajarkan urgensi berdoa dan adabnya kepada para Nabi dan Rasul-Nya, agar kemudian menjadi teladan bagi umat yang mengikuti para Nabi dan Rasul tersebut.

Sebab dinyatakan dalam surat al An’am ayat 90, “Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka.” Karenanya, dalam berdoa pun para Nabi dan Rasul melakukannya dengan petunjuk dari Allah. Dan itu pula yang hendaknya kita ikuti.

Maka marilah belajar berdoa sebagaimana doa dalam al Quran. Belajar tentang pentingnya doa-doa tersebut dituturkan. Belajar tentang adab-adab menuturkannya. Sebab para Nabi berdoa dengan cara sebagaimana diceritakan dalam surat al ‘Anbiya ayat 90, “…mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas. Dan mereka adalah orang-orang yang khusyu’ kepada Kami.”

Doa dalam Al Quran (1)

Sudahkah doa yang kita tuturkan diiringi dengan segenap rasa harap dan cemas? Sudahkah kita menuturkan doa dengan khusyu’? Maka mempelajari doa dalam al Quran bukan saja mempelajari lahfadznya, namun juga mempelajari cita rasa penuturannya.

Ketika kita mencermati doa dalam al Quran, maka kita akan merasakan betul bahwa Allah telah mengilhamkan dan mengajarkan kepada Rasul-Nya tentang cara bersandar kepada-Nya. Dan semua Rasul-Nya telah mendapatkan pengajaran tersebut. Oleh karenanya, tidak ada kisah Nabi dan Rasul dalam al Quran kecuali terdapat doa. Hal itu menandakan bahwa doa adalah hal penting bagi mentalitas para Nabi dan Rasul, hal mendasar bagi risalahnya, serta hal asasi bagi kepribadiannya.

Maka bila kita mengabaikan doa; rusaklah mental kita, runtuhlah risalah kita, dan robohlah kepribadian kita. Begitulah pentingnya doa. Dan dari sekian doa yang bisa kita haturkan, doa dalam al Quran adalah doa yang terbaik. Sebab bisa dipastikan benar maknanya, utama maksudnya, dan selamat dari kesalahan.

Oleh karena itu, Ibnu Taimiyah mengatakan, “Penting bagi setiap kita untuk berdoa dengan doa yang syar’i yang datang di kitab dan sunnah, karena itu tidak ada keraguan dalam keutamaannya dan kebaikannya, dan itu adalah jalan yang lurus, jalan bagi orang-orang yang telah diberi nikmat oleh Allah dari kalangan para Nabi, Shiddiqin, Syuhada, orang-orang shalih, serta orang-orang baik yang mengikutinya.”

Begitupun Imam Al Qurthubi menyatakan, “Maka hendaknya bagi manusia untuk menggunakan yang ada di kitabullah dan sunnah yang shahih dari doa-doa, dan tidak berdoa selain kepada-Nya. Tidak pula mengatakan bahwa aku memilih ini, sebab Allah ta’ala telah memilihkan bagi Nabi-Nya dan para wali-Nya serta mengajari mereka cara berdoa.”

Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibnu Taimiyah dan Imam Al Qurthubi tersebut, maka hendaknya kita mempelajari doa dalam al Quran. Dan nanti kita akan mengenali bahwa doa dalam al Quran telah menghimpun tiga pilar; yaitu Ilmu Tauhid, Ilmu Bahasa dan Nasehat bagi Umat.

Maka ketika kita mempelajari doa dalam al Quran, kita sekaligus mempelajari Ilmu Tauhid yang menjadikan pribadi kita totalitas berserah diri dan memohon hanya kepada Allah. Begitu pula kita sekaligus mempelajari Ilmu Bahasa, terkait keindahan tutur menghaturkan permohonan dengan sepenuh adab. Dan satu hal lagi yang juga sekaligus kita dapatkan adalah Nasehat bagi Umat, bahwa di setiap doa para Nabi dan Rasul tersirat nasehat bagi kita semua. Apa yang para Nabi dan Rasul panjatkan kepada Allah, hendaknya kita wujudkan dalam kehidupan kita.

Berikut kita kupas doa dalam al Quran yang pernah diutarakan oleh Nabi Ibrahim. Doa bapak para nabi ini merupakan permohonan hidayah dan kebaikan bagi umatnya. Bagi para dai, hendaknya turut memanjatkannya sebagaimana Nabi Ibrahim memanjatkannya. Kita memohon hidayah dan kebaikan bagi masyarakat yang kita dakwahi.

Doa dalam Al Quran (2)

Doa Nabi Ibrahim

Ketika Nabi Ibrahim dan putranya Ismail hendak meninggikan Ka’bah, beliau berdoa sebagaimana doa dalam al Quran di surat Al Baqarah ayat 126 dengan lahfadz sebagai berikut:

وَإِذْ قَالَ إِبْرٰهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا بَلَدًا ءَامِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُۥ مِنَ الثَّمَرٰتِ مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْأخِرِ ۖ قَالَ وَمَن كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُۥ قَلِيلًا ثُمَّ أَضْطَرُّهُۥٓ إِلَىٰ عَذَابِ النَّارِ ۖ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ

Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Rabb, jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali”.

Doa dalam Al Quran (3)

Ada 4 poin yang bisa kita cermati dari doa dalam al Quran tersebut:

Pertama; doa dalam al Quran tersebut dimulai dengan panggilan ‘Rabb (رَبِّ)’ tanpa ‘Ya (يا)’. Sebab Allah dekat, maka tak perlu diseru dengan seruan ‘Ya’ yang bermakna ‘Wahai’. Dalam tata bahasa Arab, kalimat ‘Ya’ atau ‘Wahai’ digunakan untuk menyeru sesuatu. Sementara Ibrahim menyadari bahwa Allah dekat, maka tak perlu menggunakan kalimat seruan. Selain itu, meniadakan kalimat seruan ‘Ya’ juga merupakan bentuk pemuliaan. Karena seruan itu mengesankan perintah. Sementara kita sedang memohon kepada Allah, bukan memerintah Allah.

Kedua; doa dalam al Quran tersebut diucapkan kalimat ‘Rabb (رَبِّ)’. Aslinya ‘Rabbi (ربّي)’ atau ‘Rabbku’, namun huruf ي dihilangkan untuk memudahkan pengucapan. Artinya tetap sama. Dan dipilih kalimat ‘Rabb’, sebab dalam doa kita menghajatkan penjaminan Allah. Berbeda dengan ‘Ilah’ yang digunakan dalam ibadah sebagai Dzat yang kita sembah. Adapun ‘Rabb’ dalam tauhid rububiyah bermakna yang Menciptakan, Mengatur, dan Menjamin.

Ketiga; doa dalam al Quran tersebut memohon sesuatu yang umum dahulu. Dengan permohonan pertama بَلَدًا ءَامِنًا, negeri yang aman. Maknanya adalah keamanan bagi seluruh negeri, segala isi negeri.

Keempat; doa dalam al Quran tersebut kemudian meminta rezeki setelah meminta keamanan. Jadi setelah meminta sesuatu yang sifatnya umum, kemudian Ibrahim meminta sesuatu yang sifatnya khusus. Ibrahim memohon ارْزُقْ أَهْلَهُۥ, berilah rezeki penduduknya. Yang disimbolkan dengan الثَّمَرٰتِ, buah-buahan. Sebab di Makkah ketika itu tidak ada pohon, tidak ada buah dan tidak ada air. Maka buah adalah simbol rezeki yang dinanti-nantikan. Dan doa itu khusus bagi penduduknya yang beriman, sebagaimana pinta Ibrahim, مَنْ ءَامَنَ مِنْهُم بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْأخِرِ yang artinya yang beriman di antara mereka kepada Allah dan hari akhir.

Tapi kemudian jawaban Allah, “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali.” Bahwa meminta keamanan itu justru khusus, karena akan berdampak pada hidayah, baik itu aman dalam menjaga agama maupun aman dalam menjaga ibadah. Adapun rezeki itu permintaan umum. Bahkan yang kafirpun tetap dapat rezeki, tapi itu hanya kesenangan sementara. Selanjutnya mereka akan menjalani siksa neraka.

Doa selanjutnya setelah Ibrahim dan putranya Ismail selesai merenovasi Ka’bah, yang ada pada ayat 128 dengan lahfadznya sebagai berikut:

رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِن ذُرِّيَّتِنَآ أُمَّةً مُّسْلِمَةً لَّكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَآ ۖ إِنَّكَ أَنتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ

Rabb kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) dari anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Dan dilanjutkan ayat setelahnya dengan lahfadz berikut:

رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايٰتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتٰبَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ

Rabb kami, utuslah pada mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Quran) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana.

Dua doa tersebut dimulai dengan رَبَّنَا yang artinya ‘Rabb kami’. Sebab yang sedang dimohonkan adalah rahmat dan inayah, maka memohon kepada Rabb yang Maha Menciptakan, Maha Mengatur dan Maha Menjamin. Lalu, pertama meminta dijadikan sebagai hamba yang tunduk patuh kepada-Nya -baik diri maupun keturunan-, ditunjukkan tempat dan cara beribadah, dan diterima taubatnya. Adapun yang kedua meminta diutuskan seorang Rasul dari penduduk setempat yang membacakan ayat Allah, mengajarkan hikmah dan mensucikan mereka, sehingga masyarakatnya berhak mendapatkan rahmat dan kasih sayang Allah.

Doa dalam Al Quran (4)

Epilog

Tentu masih banyak doa dalam al Quran yang lainnya. Namun doa yang pernah dituturkan oleh bapak para Nabi tersebut salah satu yang bisa kita teladani. Sudahkah kita berdoa dengan sepenuh persepsi bahwa Allah dekat dan maha kuasa mengayomi? Sudahkah kita berdoa memohon dua hal inti, yaitu keamanan dan rezeki bagi masyarakat? Sudahkah kita berdoa secara khusus memohon rezeki bagi orang-orang beriman? Sudahkah kita berdoa meminta dijadikan sebagai hamba yang tunduk patuh kepada Allah semata serta diberi keturunan yang juga tunduk patuh kepada Allah? Sudahkah kita berdoa meminta agar Allah menghadirkan dai dari masyarakat setempat?

Doa-doa seperti ini hendaknya kita baca, seiring kerja dakwah kita. Sebab bila suasana aman, maka dakwah akan stabil. Sebab bila rezeki mu’min berlimpah, maka kebaikan akan berjaya. Sebab bila keturunan dai termasuk yang berserah diri kepada Allah, maka dakwah bertambah pengikutnya. Sebab bila yang berdakwah dari masyarakat setempat, maka dakwah akan lebih menyentuh.

Sudahkah kita berdoa seperti itu? Sebagaimana doa dalam al Quran tersebut.

disajikan oleh Irfan Azizi – Kaderisasi Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena (BPP FLP)

| Jakarta, 11 September 2017

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *