Nama Lain dari Al Quran – Al Quran Al Karim adalah kalamullah yang mulia, jalan-Nya yang lurus, yang diturunkan kepada penutup para Nabi. Kemuliaan al Quran ditandai dengan banyaknya nama lain dari al Quran. Sebagaimana menurut Imam An Nawawi dalam kitab Tahdzibul Asma’, “Dan ketahuilah bahwa banyaknya nama itu menunjukkan akan kemuliaan sesuatu yang dinamakan tersebut, sebagaimana nama-nama Allah dan nama-nama Rasul-Nya.”
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Syeikh Majdiddiin Muhammad bin Ya’qub Al Fairuz Aabadi dalam kitab Bashaair Dzawi at Tamyiiz fii Lathaaif al Kitab al Aziiz, “Ketahuilah bahwa banyaknya nama menunjukkan kemuliaan sesuatu yang dinamakan, atau kesempurnaannya dalam suatu persoalan. Sebagaimana banyaknya nama bagi Singa menunjukkan sempurna kekuataannya, dan banyaknya nama bagi Hari Kiamat menggambarkan akan sempurna kepedihan dan kesulitannya, banyaknya nama bagi Waktu menunjukkan tajamnya, begitu pula banyaknya nama Allah Ta’ala menunjukkan sempurna kemuliaannya, dan banyaknya nama Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menunjukkan tinggi kedudukannya, begitu pula banyaknya nama al Quran menunjukkan kemuliaan dan keutamaannya.”
Referensi Nama Lain dari Al Quran
Syeikh Majdiddiin Muhammad bin Ya’qub Al Fairuz Aabadi sendiri telah menyebutkan 93 nama lain dari al Quran. Selain itu, Syeikh Badruddin Az Zarkasyi dalam kitab al Burhan telah menyebutkan 55 nama. Kitab lain yang menyebut nama lain dari al Quran adalah kitab al Huda wal Bayan fii Asma’ al Qur’an karya Syeikh Shalih bin Ibrahim al Balihi, dengan menyebutkan 46 nama. Sementara Imam Fakhrurrozi telah menyebut 32 nama.
Masih ada beberapa kitab lainnya yang juga membahas nama lain dari al Quran. Misalnya kitab Asma’ul Quran fii al Quran karya Dr. Muhammad Jamil bin Ahmad Ghazi. Beberapa penjelasannya pun bisa kita telaah dari kitab-nya Ibnul Qayyim yang berjudul Syarh Asma’ul Kitab al ‘Aziz.
Pembagian Nama Lain dari Al Quran
Secara umum, nama lain dari al Quran bisa dibagi menjadi tiga kelompok. Pertama adalah kelompok nama yang terkait hakikat al Quran. Kedua adalah kelompok nama yang terkait sifat al Quran. Ketiga adalah kelompok nama yang terkait fungsinya bagi manusia.
Yang termasuk kelompok pertama adalah penamaan Al Quran (al Isra’ ayat 9), Al Kitab (Yusuf ayat 1), Kalamullah (at Taubah ayat 6), Ar Ruuh (Asy Syura ayat 52), At Tanziil (Asy Syu’ara ayat 192), Al Amr (Ath Thalaq ayat 5), Al Qoul (al Qashash ayat 51), dan Al Wahyu (al Anbiya’ ayat 45). Nama lain dari al Quran dalam kelompok pertama ini menjelaskan hakikat al Quran. Bahwa hakikatnya untuk dibaca, berupa kitab, merupakan kalamullah dan ruh yang diturunkan sebagai perintah. Itulah wahyu firman-Nya.
Yang termasuk kelompok kedua adalah penamaan Al Kariim (al Waqi’ah ayat 77), Al Majid (al Buruj ayat 21), Al ‘Aziz (Fushilat ayat 41), ‘Ali wal Hakim (Az Zukhruf ayat 4), Ash Shidq (Az Zumar ayat 33), Al Haq (Ali Imran ayat 62), Al Mubarak (Shaad ayat 29), Al ‘Ajab (Al Jin ayat 1), dan Al Ilm (ar Ra’d ayat 37). Nama lain dari al Quran dalam kelompok kedua ini menjelaskan sifat al Quran. Bahwa sifatnya mulia, kokoh, tinggi, memutuskan hal yang benar, penuh keberkahan, serta mempesona dan penuh ilmu.
Yang termasuk kelompok ketiga adalah penamaan Al Huda (al Baqarah ayat 2), Ar Rahmah (Luqman ayat 3), Adz Dzikr (al Anbiya’ ayat 2), Al Mau’idhah (Ali Imran ayat 138), Asy Syifaa’ (Al Israa’ ayat 82), At Tadzkirah (al Muddatsir ayat 54), Al Mubin (Yusuf ayat 1), Al Balagh (Ali Imran ayat 20), Al Basyir wan Nadzir (Fushilat ayat 4), Al Bashaair (al Jatsiyah ayat 20), Al Bayan (Ali Imran ayat 138), dan An Nuur (An Nisaa’ ayat 174). Nama lain dari al Quran dalam kelompok ketiga ini menjelaskan fungsinya bagi manusia. Bahwa fungsinya sebagai petunjuk, rahmat, pengingat, nasehat, penyembuh, penjelas, peringatan, dan penerang.
Beberapa Makna Nama Lain dari Al Quran
Pertama; al Kitab. Nama ini disebut 319 kali dalam al Quran. Di antaranya pada surat al Baqarah ayat 2.
ذٰلِكَ الكِتابُ لا رَيبَ ۛ فيهِ ۛ هُدًى لِلمُتَّقينَ
Kata al Kitab berasal dari kata Kutub, yang artinya menghimpun. Dinamakan Kitab karena kumpulan surat dan ayat. Sebagaimana pendapat Imam Zarkasyi dalam kitab al Burhan fii ‘Ulumil Quran, “Karena ia menghimpun bermacam-macam cerita, ayat, hukum dan kabar untuk maksud yang khusus.”
Begitu pula Imam As Suyuthi juga berpendapat demikian dalam kitab al Itqan fii ‘Ulumil Quran. “Karena menghimpun beragam ilmu,” kata beliau. Selain juga bermakna bahwa Allah telah menetapkan dan mewajibkan sesuatu padanya, penjelasan makna ini terdapat dalam kitab Adhwaa’u ‘alal Quran al Kariim: Balaghatuhu wa I’jazuhu.
Kedua; Al Quran. Nama ini disebut 43 kali dalam al Quran. Di antaranya pada surat Fushilat ayat 3.
كِتابٌ فُصِّلَت آياتُهُ قُرآنًا عَرَبِيًّا لِقَومٍ يَعلَمونَ
Kata al Quran berasal dari kata Qara’a, yang artinya membaca. Juga bermakna penjelasan seperti dalam ayat فَإِذا قَرَأناهُ فَاتَّبِع قُرآنَهُ (al Qiyamah : 18), begitu dijelaskan dalam kitab Adhwaa’u ‘alal Quran al Kariim; Balaghatuhu wa I’jazuhu.
Ketiga; al Furqan. Nama ini disebut 6 kali dalam al Quran. Di antaranya pada surat Ali Imran ayat 4.
مِن قَبلُ هُدًى لِلنّاسِ وَأَنزَلَ الفُرقانَ ۗ إِنَّ الَّذينَ كَفَروا بِآياتِ اللَّهِ لَهُم عَذابٌ شَديدٌ ۗ وَاللَّهُ عَزيزٌ ذُو انتِقامٍ
Kata al Furqan berasal dari kata Faraq yang artinya memisahkan atau membedakan. Maksudnya, bahwa al Quran membedakan antara yang hak dan yang batil, membedakan antara yang halal dan yang haram, serta membedakan antara petunjuk dan kesesatan.
Keempat; adz Dzikr. Nama ini terdapat dalam surat al Hijr ayat 9.
إِنّا نَحنُ نَزَّلنَا الذِّكرَ وَإِنّا لَهُ لَحافِظونَ
Kata adz Dzikr, menurut Imam ath Thabari, bermakna dua hal. Pertama, bermakna pengingat dari Allah kepada hamba-Nya tentang kewajiban, hukum-hukum, juga kabar tentang Nabi-Nabi dan umat-umat terdahulu. Kedua, bermakna pemuliaan bagi yang beriman kepadanya dan membenarkannya.
Kelima; at Tanziil. Nama ini terdapat dalam surat Asy Syu’ara’ ayat 192.
وَإِنَّهُ لَتَنزيلُ رَبِّ العالَمينَ
Kata at Tanziil artinya diturunkan. Dinamakan demikian karena diturunkan dari Allah.
Penutup
Dari sekian banyak nama lain dari al Quran, yang sering disebut selain sebutan al Quran adalah sebutan Kalamullah (perkataan Allah) dan sebutan Kitabullah (kitab Allah). Oleh karenanya, sebelum kita tutup bahasan ini, perlu kita ulas sedikit perbedaan antara al Quran dengan Kalamullah dan Kitabullah.
Bahwa perbedaan al Quran dengan Kalamullah adalah al Quran itu lebih khusus daripada Kalamullah, karena Kalamullah mencakup seluruh kitab samawi dan selainnya. Begitu pula perbedaan al Quran dengan Kitabullah adalah Kitabullah itu mencakup seluruh kitab yang pernah turun sebelumnya, sementara al Quran adalah kitab yang turun kepada Nabi terakhir Muhammad shalallahu alaihi wasallam.
Menariknya, Dr. Muhammad Daraz memiliki pendapat yang unik. “Dalam penamaan dua nama ini (Al Quran dan Kitabullah),” begitu katanya. “Mengisyaratkan akan pentingnya menjaganya pada dua tempat, bukan hanya di satu tempat. Yaitu hendaknya dijaga di hati dan di tulisan secara bersamaan, agar saling mengingatkan dari penyimpangan. Maka kita tidak percaya dengan hafalan seorang hafidz sampai sesuai dengan tulisan yang dikumpulkan oleh sahabat yang terwariskan kepada kita dari generasi ke generasi sesuai tulisan yang pertama kali. Dan kita tidak percaya dengan tulisan penulisnya sampai sesuai dengan yang dihafalkan para hafidz dengan sanad yang shahih mutawatir. Dengan demikian, al Quran tetap terjaga dengan baik.”
Demikianlah, banyaknya nama lain dari al Quran menandakan akan kemuliaannya dan posisinya. Dan, ada satu penamaan yang sesungguhnya tidak ada dalam al Quran. Yaitu penamaannya dengan sebutan Mushaf.
Nama ini muncul setelah wafatnya Rasulullah. Dari kata Shuhuf, yang artinya lembaran. Kemudian disebut Mushaf karena dikumpulkan dari catatan-catatan al Quran yang telah disimpan oleh para sahabat. Pengumpulan lembaran demi lembaran dengan beragam bahan tersebut kemudian disatukan menjadi al Quran yang utuh dan biasa pula disebut Mushaf. Jadilah istilah Mushaf menjadi salah satu nama lain dari al Quran.
disajikan oleh Irfan Azizi – Kaderisasi Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena (BPP FLP)
| Jakarta, 2 Oktober 2017