Apapun Spesialisasi Keilmuan Kita, Bacalah Ayat alQuran Tentang Ilmu

Apapun Spesialisasi Keilmuan Kita, Bacalah Ayat alQuran Tentang Ilmu

Ayat AlQuran Tentang Ilmu – Hingga hari ini, tidak ada masyarakat di dunia yang mengabaikan ilmu. Setidaknya tercermin dengan adanya pendidikan di setiap negara. Secara resmi ataupun tidak resmi, pendidikan itu tetap ada. Bahkan ada ilmu turun-temurun yang berusaha dijaga dalam sebuah keluarga besar, bisa berupa wawasan maupun keahlian.

Artinya, semua memandang ilmu itu istimewa. Meskipun ada yang enggan mencari ilmu, namun bila ditelisik akan didapati bahwa dia tetaplah menganggap ilmu itu penting. Nah, untuk menguatkan kembali cara pandang kita terhadap ilmu, mari kita seksamai ayat alQuran tentang ilmu berikut.

Ayat alQuran tentang ilmu yang akan kita cermati, akan kita bagi menjadi dua pokok ulasan. Pertama, ayat alQuran tentang ilmu yang terkait urgensinya. Kedua, ayat alQuran tentang ilmu yang terkait orangnya. Setelah itu kita simpulkan, juga dengan simpulan dari ayat alQuran tentang ilmu.

Ayat AlQuran Tentang Ilmu (1)

Ayat alQuran Tentang Ilmu yang Terkait Urgensinya

Setidaknya ada tiga ayat alQuran tentang ilmu yang terkait urgensinya. Yaitu ayat ke-43 dari surat al ‘Ankabut, ayat ke-9 dari surat Az Zumar, dan ayat ke-11 dari surat Al Mujaadilah.

Pertama; akan dapat memahami perumpamaan-perumpamaan.

Al ‘Ankabut ayat 43 menyebutkan, “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia; dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.

Begitulah firman Allah subhanahu wata’ala. Ayat alQuran tentang ilmu tersebut menjelaskan bahwa hanya dengan berilmu kita akan dapat memahami perumpamaan-perumpamaan. Sungguh, merugilah kita bila hidup tanpa bisa memahami perumpamaan. Sebab tak semua kebaikan tersurat. Ada banyak kebaikan yang justru hadirnya tersirat. Dan itulah perumpamaan-perumpamaan. Itu pula yang juga sering dihadirkan oleh para guru dalam menerangkan sesuatu; membuat perumpamaan. Namun hal itu, hanya bisa dipahami oleh orang-orang yang berilmu.

Kedua; akan dapat menerima pelajaran.

Az Zumar ayat 9 menyebutkan, “Katakanlah, ‘Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?’ Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.

Begitulah firman Allah subhanahu wata’ala. Ayat alQuran tentang ilmu tersebut menjelaskan bahwa hanya yang berakal dan mengetahui ilmu yang akan dapat menerima pelajaran. Sungguh, merugilah kita bila hidup tanpa bisa menerima pelajaran. Sebab kebaikan hanya dapat diraih bila kita dapat menerima pelajaran dengan baik. Dan hanya mereka yang sungguh-sungguh memfungsikan akal, mencintai ilmu, serta terus ingin mengetahui; yang bisa menerima pelajaran dengan baik.

Ketiga; akan ditinggikan derajatnya.

Al Mujaadilah ayat 11 menyebutkan, “Hai orang-orang beriman, apabila dikatakan kepadamu, ‘Berlapang-lapanglah dalam majelis’, maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan, ‘Berdirilah kamu’, maka berdirilah niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.

Begitulah firman Allah subhanahu wata’ala. Ayat alQuran tentang ilmu tersebut menjelaskan bahwa dengan ilmu akan ditinggikan derajat. Sungguh, merugilah kita bila hidup penuh dengan kehinaan. Maka milikilah harga diri, gapailah anugerah ketinggian derajat dari Allah, dengan memiliki ilmu. Sehingga kita akan hidup mulia dan dapat menjaga mulianya fitrah kemanusiaan kita.

Ayat AlQuran Tentang Ilmu (2)

Ayat alQuran Tentang Ilmu yang Terkait Orangnya

Setidaknya juga ada tiga ayat alQuran tentang ilmu yang terkait orangnya. Yaitu ayat ke-7 dan ke-18 dari surat Ali Imran, serta ayat ke-28 dari surat Fathir.

Pertama; akan mengimani ayat-ayat mutasyabihat serta menyerahkan takwilnya kepada Allah.

Ali Imran ayat 7 menyebutkan, “Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepada kamu. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi Al Qur’an, dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat daripadanya untuk menimbulkan fitnah dengan mencari-cari takwilnya, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya melainkan Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: ‘Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami.’ Dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.

Begitulah firman Allah subhanahu wata’ala. Ayat alQuran tentang ilmu tersebut menjelaskan karakter pertama orang yang berilmu. Bahwa seiring bertambahnya ilmu, hendaknya semakin mengimani ayat-ayat mutasyabihat yang ada dalam al Quran. Itulah ayat yang bisa menghadirkan banyak makna. Nah, bagi orang yang berilmu, ayat semacam ini tidak akan membingungkannya dan menimbulkan keraguan. Sebab sikapnya satu; selama itu ada dalam al Quran maka diimani. Selain mengimaninya, orang berilmu juga akan menyerahkan takwilnya hanya kepada Allah.

Itulah seharusnya sikap orang yang berilmu. Mengimani ayat mutasyabihat dan menyerahkan takwilnya kepada Allah. Akan selalu begitu orang berilmu, mengakui keterbatasan ilmu lalu menyerahkan penjelasannya kepada Allah. Sehingga, bila ada yang sok-sokan mentakwilkan, maka sungguh bukanlah ia orang yang berilmu.

Kedua; akan menyatakan bahwa hanya Allah yang berhak disembah, yang dapat menegakkan keadilan.

Ali Imran ayat 18 menyebutkan, “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Begitulah firman Allah subhanahu wata’ala. Ayat alQuran tentang ilmu tersebut menjelaskan karakter kedua orang yang berilmu. Bahwa seiring bertambahnya ilmu, hendaknya semakin mengakui dan tak enggan menyatakan bahwa hanya Allah yang berhak disembah.

Itulah seharusnya sikap orang yang berilmu. Menyatakan bahwa hanya Allah yang berhak disembah. Sebab seiring bertambah ilmunya, semakin ia tahu bahwa tak ada yang layak disembah dalam kehidupan ini kecuali Allah. Dengan dikenali bahwa Allah yang menciptakan seluruh jagat raya, menjamin seluruhnya serta mengatur segala siklusnya. Sehingga, bila ada yang justru menyatakan bahwa ada yang berhak disembah selain Allah, maka sungguh bukanlah ia orang yang berilmu.

Ketiga; akan takut kepada Allah.

Fathir ayat 28 menyebutkan, “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.

Begitulah firman Allah subhanahu wata’ala. Ayat alQuran tentang ilmu tersebut menjelaskan karakter ketiga orang yang berilmu. Bahwa seiring bertambahnya ilmu, hendaknya semakin takut kepada Allah.

Itulah seharusnya sikap orang yang berilmu. Takut kepada Allah. Sebab seiring bertambah ilmunya, semakin ia sadar bahwa kembalinya dan pengadilannya yang hakiki tetaplah pada Allah. Sehingga, bila ada yang tak takut kepada Allah, maka sungguh bukanlah ia orang yang berilmu.

Ayat AlQuran Tentang Ilmu (3)

Kesimpulan

Ada beberapa simpulan dari ayat alQuran tentang ilmu yang bisa kita cermati. Setelah kita mengulas urgensi ilmu dan karakter orang yang berilmu, maka kini kita ulas hal-hal yang bisa disimpulkan terkait ilmu, yang setidaknya ada tiga hal sebagai berikut:

Pertama; simpulkan bahwa ilmu Allah meliputi segala sesuatu.

Ini terdapat dalam surat at-Thalaq ayat 12, “Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.

Jadi, hal pertama yang hendaknya kita simpulkan adalah ilmu Allah meliputi segala sesuatu. Allah mengetahui segalanya, dan tak ada yang mengetahui segalanya kecuali Allah. Sehingga, selalulah kembali kepada ilmu Allah.

Kedua; simpulkan bahwa pengetahuan kita sedikit.

Ini terdapat dalam surat al Isra’ ayat 85, “Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh. Katakanlah, ‘Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.’

Jadi, hal kedua yang hendaknya kita simpulkan adalah pengetahuan kita sedikit. Meskipun kita telah lama mencari ilmu, tetap saja pengetahuan kita sedikit. Sehingga, janganlah merasa telah cukup ilmu.

Ketiga; simpulkan bahwa berdoa meminta ilmu harus terus dipanjatkan.

Ini terdapat dalam surat Thaha ayat 114, “Maka Maha Tinggi Allah raja yang sebenar-benarnya, dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca al Qur’an sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu, dan Katakanlah, ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan.’

Jadi, hal ketiga yang hendaknya kita simpulkan adalah berdoa meminta ilmu harus terus dipanjatkan. Itulah yang diperintahkan Allah kepada Rasul-Nya, maka itu pula yang hendaknya kita teladani. Sehingga, teruslah meminta tambahan ilmu kepada Allah azza wa jalla.

disajikan oleh Irfan Azizi | Jakarta, 20 November 2017

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *