SEHATKAN DIRI DENGAN PUASA

SEHATKAN DIRI DENGAN PUASA

Sehat itu mahal, ini kata orang yang harus menjalani terapi/operasi dengan menghabiskan dana ratusan juta. Sehat itu soal gaya hidup, ini kata pakar kesehatan. Sehat itu mahkota yang dilihat oleh orang sakit, gara-gara terbaring sakit, banyak aktifitas kita yang tertunda bahkan terbengkalai karena badan kita harus menjalani terapi dan terbaring lemah tak berdaya. Jadi sehat itu penting dan harus kita jaga dan kita syukuri. Lalu apa hubungannya dengan puasa? Mengapa seseorang yang akan periksa  darah diminta untuk berpuasa? Mengapa orang yang akan menjalani operasi harus terlebih dulu berpuasa? Ini menunjukkan bahwa puasa itu erat kaitannya dengan kesehatan.

Perut adalah rumah penyakit

Makanan yang dikonsumsi manusia memiliki tiga tingkatan. Pertama tingkatan kebutuhan yaitu beberapa suap makanan sekedar untuk menegakkan tulang punggung. Kedua tingkatan kecukupan, yaitu makanan untuk mengisi sepertiga perut, sepertiga air, sepertiga udara untuk pernafasan. Ketiga tingkatan berlebih. Yaitu makanan yang  melebihi kapasitas kebutuhan dan kecukupan.

Manusia cenderung memuaskan nafsu untuk mengisi perutnya dengan makanan. Dewasa ini bisnis kuliner sangat banyak variasinya, sehingga syahwat untuk makan semakin sulit dikendalikan. Biasanya makin sehat suatu makanan makin tidak nikmat di lidah. Sebalikya makin lezat dan nikmat suatu makanan makin berbahaya bagi kesehatan. Namun justru yang berbahaya ini yang paling digemari dan ditimbun masuk ke perut, tanpa memikirkan resikonya. Nah… dari sinilah banyak timbul segala penyakit.

Apalagi dengan perkembangan tehnologi pangan yang sangat pesat. Ada penambahan bahan kimia dalam makanan seperti  zat pengawet, zat penambah rasa (rasa daging tidak menggunakan daging, rasa buah tidak menggunakan buah, rasa manis tidak menggunakan gula dll), zat pewarna, zat mengenyal, zat pengental, zat pelembut tekstur dll. Kesemua zat-zat tersebut tercampur dengan bahan kimia, makin lama menumpuk di dalam perut dan menimbulkan penyakit yang berbahaya.

Rasulullah bersabda:

“ Seorang anak Adam (manusia) tidak memenuhi suatu tempat yang lebih buruk daripada perut. Cukuplah bagi manusia itu beberapa suap makanan yang sekedar bisa menegakkan tulang punggungnya. Jika menuntut untuk dipenuhi, maka sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk air, sepertiga untuk pernafasannya.” (H.R Tirmizdi, Ahmad, Ibnu Majah, dan Hakim).

Makanan yang masuk ke perut disimpan di lambung, lambung membutuhkan banyak air untuk menghancurkan makanan.  Sementara manusia membutuhkan udara untuk bernafas. Udara disimpan di paru-paru. Letak  paru-paru di rongga dada bersusun berdekatan dengan rongga perut yang disana terdapat lambung. Diantara rongga dada dan rongga perut terdapat sekat berupa jaringan pengikat otot. Jika perut terisi penuh, sekat itu terdesak keatas, ia mempersempit ruang gerak paru-paru yang membutuhkan ruang untuk kembang kempis. Nah disinilah bahayanya jika lambung terlalu penuh.

Jika kita mempraktekkan nasihat nabi dalam hadits di atas, tentu hidup akan seimbang, kerja organ dalam tubuh stabil. Namun jika melanggar batasan tersebut, akan terjadi gangguan pencernaan dan pernapasan. Masalahnya perlakuan melampaui kapasitas ini tidak terjadi sekali, namun terus menerus bertahun-tahun.

Lambung yang bekerja keras melebihi batas kemampuan, ditambah dengan timbunan banyak racun dari zat-zat yang berbahaya, akan menyebabkan timbulnya banyak penyakit. Nah… inilah bukti kebenaran ucapan Rasulullah SAW. “Berpuasalah kalian, maka akan menjadi sehat.”

Makanan yang banyak mengandung lemak dapat meningkatkan kadar kolesterol dalam darah. Sementara peningkatan kolesterol menjadi salah satu penyebab penyempitan pembuluh darah yang menyebabkan penyakit darah tinggi, serangan jantung, stroke dll.

Jika lambung sebagai pusatnya laboratorium yang mengolah makanan menjadi darah dan memisahkan antara sampah dan zat-zat yang dibutuhkan tubuh terkena masalah, tentu masalahnya akan merembet ke organ-organ tubuh yang lain. Tidak ada suatu penyakit yang diderita kecuali perut kebawa-bawa sebagai sumber masalahnya. Ini adalah bukti bahwa tubuh adalah sebuah kesatuan.  Rasulullah bersabda:

“Lambung (perut) adalah kolam tubuh. Urat-urat seluruhnya bermuara kepadanya. Karena itu jika lambung sehat, maka akan sehat tubuhnya. Jika lambung sakit akan sakit tubuhnya.”      (H.R Thabarany)

Nah… itulah pentingnya kita menjaga  makanan kita demi memberi asupan terbaik bagi perut kita. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-A’raf 31:

ü  (#qè=à2ur (#qç/uŽõ°$#ur Ÿwur (#þqèùΎô£è@ 4 ¼çm¯RÎ) Ÿw =Ïtä† tûüÏùΎô£ßJø9$#

  1. … makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

Begitulah Islam tidak hanya bicara tentang tauhid dan ibadah, tetapi  juga  sangat memperhatikan aspek kesehatan bagi manusia agar manusia hidup nyaman terhindar dari penyakit.

Dokter pada masa Rasulullah SAW bernama Al-Haris bin Kalda ditanya: Apakah terapi/berobat yang terbaik?”

Dijawab:” Melakukan diet (berpantang)dengan  tepat”.

Lebih jauh dia memiliki ungkapan yang dijadikan dasar ilmu kedokteran hingga kini: ” Lambung adalah rumah penyakit dan diet adalah pangkal segala obat.”

Puasa mengistirahatkan mesin pencernaan.

Seorang  tabib dari Mesir dikirim ke Madinah sebagai hadiah dari Raja Muqouqis penguasa Mesir  kepada Rasulullah SAW untuk melayani masyarakat Madinah. Setelah bermukim beberapa lama di Madinah, tabib ini tidak menerima pasien, bukan karena masyarakat  Madinah  tidak sanggup membayar jasa tabib, tetapi karena ternyata semua masyarakat Madinah sehat, mereka tidak membutuhkan jasa dokter. Tabib tersebut bertanya : “Rahasia apakah yang menyebabkan tidak ada penduduk yang mengeluh sakit selama saya berada di sini?”

Rasulullah SAW menjawab dengan bahasa simpel: “kami kaum yang tidak makan hingga kami merasa lapar dan bila makan tidak sampai kenyang.” (H.R Abu Daud)

Para pakar kesehatan mengatakan sumber dari segala penyakit yang sukar diobati adalah masuknya makanan di atas makanan. Artinya makanan yang satu belum tercerna dengan baik, lambung sudah kemasukan makanan berikutnya, demikian seterusnya bertahun-tahun. Mesin pencerna bekerja terus tanpa jeda. Bahkan banyak makanan yang masuk ke lambung belum hancur/ belum lumat, akibat makan tergesa-gesa. Sebaiknya makan dengan perlahan, kunyah dengan baik supaya makanan menjadi lembut dan hancur tercampur dengan air liur yang juga bertugas mematkan kuman jika ikut masuk ke dalam makanan.

Lambung membutuhkan 4 jam untuk menghancurkan makanan menjadi seperti bubur, kemudian perlahan-lahan masuk ke usus halus. Dalam usus halus diproses dan disaring sampai tingkat molekuler yang disebut sari makanan selama 4 jam pula. Setelah proses ini makanan berubah menjadi darah yang disuplai oleh jantung ke seluruh tubuh.

Jika kita anggap jadwal manusia makan pagi pukul 7.00, kemudian makan siang pukul 12.00 lalu makan malam pukul 19.00. Mari kita lihat kerja lambung dan usus. Makanan yang masuk pukul 7.00 baru selesai diproses menjadi darah pada pukul 15.00. Sementara itu tugas mengolah makanan yang pertama belum selesai, sudah ditambah dengan makan baru pada pukul 12.00.  Makanan ini baru selesai diproses pukul 20.00, tetapi lambung sudah harus menerima makanan baru pukul 19.00. Makanan tersebut baru selesai diproses pukul 02. dini hari. Kadang diantara sarapan dan makan siang ada makanan selingan yang masuk. Sehingga kerja lambung terus menerus hampir tanpa jeda istirahat. Dalam keadaan tidak puasa, system pencernaan bekerja bertumpuk-tumpuk yang menuntut ekstra keras. Apa ga kasian dengan lambung kita…. kalau dia bisa protes, mungkin dia akan teriak “ Aduuuh… cape niiiih”

Dalam keadaan berpuasa, makan sahur pukul 04.00 dan berbuka pukul 18.00. Makanan sahur selesai diproses pukul 12.00. Artinya lambung sempat beristirahat selama 6 jam sebelum berbuka. Saat berbuka pukul 18.00 makanan akan selesai diproses pada pukul 02 dinihari, ada jeda istirahat  2 jam sebelum menerima makan sahur.

Nah … selama 11 bulan system pencernaan mengalami kerja ektra keras, maka pada bulan Ramadhan lambung dapat istirahat dari penumbunan makanan. Demi kesehatan dan kekuatan, mesin pencernaan harus diistirahatkan.

Selama berpuasa dari pukul 04.00 -18.00 sekitar 14 jam, ada kesempatan istirahat bagi organ-organ seperti ginjal, lambung, liver , sehingga memberi kesempatan untuk memperbaiki jaringan sel. Puasa akan memberi kesempatan kepada organ-organ tersebut untuk memperbaiki diri, memulihkan fungsi, sehingga meningkatkan kemampuan organ-organ yang terkait. Puasa akan memberi efek sehat kepada tubuh, sehingga pandangan mata lebih tajam, otak lebih jernih berpikir, telinga lebih peka mendengar.

Tsabit bin Qurroh mengatakan:” Rehatnya tubuh ada dalam sedikitnya makanan. Rehatnya ruh ada pada sedikitnya maksiat. Rehatnya lisan ada pada sedikitnya bicara.”

Nah… begitulah akhirnya kita mengetahui mengapa puasa berpengaruh kepada kesehatan. Maka sesungguhnya Allah SWT sangat baik dan sayang kepada Ummat manusia. Allah mewajibkan umat manusia berpuasa, karena ternyata sangat bermanfaat bagi terpeliharanya organ-organ tubuh manusia dari kerusakan. Apalagi ternayata Allah tidak hanya menjadikan puasa sebagai sarana memelihara kesehatan, tetapi juga memberi pahala yang berlipat ganda bagi hamba yang melakukannya. Agar badan kita sehat…. puasa yuuuk!!. *** Ruqoyah Ridwan.

Daftar Pustaka

Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis. Ahmad Syarifuddin.  Gema Insani Press. Jakarta 2003

Sumber-sumber lain

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *