Ramadhan Rasulullah
dalam Sejarah dan Peristiwa (bagian 1)
Ramadhan dalam sejarah? Apa pentingnya kita belajar sejarah. Tentu saja penting. Kita belajar sejarah agar dapat mengambil pelajaran dan hikmah di setiap peristiwa. Sesungguhnya hidup hanya sejarah yang berulang. Maka memahami sejarah akan memberi kita kemampuan untuk mendapatkan bekal dalam menyusun langkah dan rencana. Kesuksesan yang dialami orang sebelum kita, dapat kita tiru dan kegagalan yang mereka alami dapat kita hindari.
Bukannya Ramadhan urusannya hanya soal puasa? Oh tidak, puasa tidak berdiri sendiri, namun juga terkait dengan ibadah lain dan menjadi bekal ruhani yang menguatkan dan mengokohkan kehidupan Rasululah dan para sahabat dalam mengarungi medan dakwah.
Kehidupan Rasulullah SAW penuh liku-liku terjal, menukik dan mendaki. Banyak peristiwa penting yang terjadi di bulan Ramadhan baik di Makkah maupun Madinah. Sungguhpun kewajiban perintah Shaum baru ditirinkan di Madinah, namun banyak peristiwa bersejarah yang terjadi di bulan Ramadhan yang berdampak pada perjalanan misi Dakwah dan penyebaran Islam selanjutnya.
Kehidupan Rasulullah SAW bagai mata air yang terus mengalir. Kita dapat memuaskan dahaga dari mata air itu. Kita juga dapat menyambung kehidupan dan menaruh harapan dengan mata air kerasulan. Karena mata air itu terus-menerus memberi kebaikan dan manfaat sepanjang zaman.
Apa saja peristiwa penting itu? Sejarah sudah mencatatnya. Mari kita kuak satu-persatu agar kita dapat memetiknya sebagai hikmah dan pelajaran.
- Turunnya Al-Quran
Rasulullah berkata:”
Jibril datang kepadaku ketika ku tertidur dengan jalan yang terbuat dari sutra. Jibril datang membawa kitab lalu berkata:” Bacalah!!, Aku berkata:” Aku tidak bisa membaca. Lalu Jibril memelukku dengan keras, hingga aku merasa inilah kematianku. Lalu Ia melepaskannku dan berkata:” Bacalah!!, Aku menjawab: “Aku tidak bisa membaca. Kembali Ia memelukku hingga aku merasa dekat dengan kematian (merasa sesak) Lalu Ia melepaskannku dan berkata:” Bacalah!! . Apa yang akan ku baca? Apa yang aku katakan hanya akan membuatnya melakukan seperti sebelumnya. Lalu ia berkata:” Bacalah dengan nama tuhanmu yang telah menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, yang mengajarkan manusia dengan perantaraan kalam. Mengajarkan kepada manusia apa-apa yang tidak diketahuinya.
Lalu aku membacanya hingga selesai, kemudian ia meninggalkanku. Akupun bangkit dari tidurku seakan akan aku menulis dalam hatiku sebuah kitab. Lalu Aku keluar, setelah aku berada di tengah gunung, aku mendengar suara:” Hai Muhammad, Engkaulah Rasulullah dan Aku Jibril.
Akupun mengangkat kepalaku memandang langit. Ternyata Jibril berbentuk seorang lelaki yang bening, kakinya berpijak di atas langit. Aku memandang ke arah yang lain, namun yang aku lihat hanya Jibril. Kemanapun pandangan ku arahkan, tidaklah aku melihat kecuali Jibril. Aku masih berdiri di tempatku tanpa bergeser sedikitpun. Hingga Khadijah mengirim utusan untuk mencariku sampai ke ujung kota (karena mengkhawatirkan diri Rasulullah).
Begitulah wahyu Allah berupa ayat Al-Qur’an turun kepada Muhammad, yang mulai sejak itu Muhammad telah diangkat sebagai Rasulullah. Utusan Allah yang membawa risalah agama untuk memberi petunjuk dan penjelas kepada manusia.
Perjalanan dakwah Rasulullah SAW telah dimulai. Kehidupan Khodijah yang dahulu sebagain saudagar kaya raya telah berubah menjadi kehidupan yang sempit. Khadijah rela membiayai perjuangan Rasulullah SAW, ia sering membebaskan budak dengan mengeluarkan banyak harta untuk membeli budak yang disiksa majikannya hanya karena masuk Islam.
- Kematian Khadijah
Perjalanan dakwah semakin berat, Khadijah yang selisih umurnya 15 tahun dari Nabi telah semakin tua. Kaum Kafir terus-menerus menghalangi dakwah Rasulullah. Mereka tega memboikot semua sahabat yang masuk Islam dan Rasulullah beserta keluarganya selama 3tahun. Selesai pemboikotan Khadijah jatuh sakit, tak lama kemudian meninggal dunia. Sungguh pilu dan sedih Rasulullah ditinggal 2 orang pembela dakwah berturut-turut.
Tiga hari sebelumnya.. ya hanya berselang 3 hari baru saja dikubur jasad pamannya Abu Tholib yang meninggal dunia setelah ikut merasakan derita pemboikotan.
Kematian Khadijah meninggalkan kesedihan yang tak tergantikan. Ya… Khadijah adalah orang pertama yang mendengar dan mengimani Rasulullah. Khadijah membela Rasulullah dengan seluruh jiwa raganya. Khadijah menghabiskan seluruh hartanya untuk keberlangsungan dakwah. Dari Khadijah pula Rasulullah memperoleh anak keturunan. Ya itulah keunggulan Khadijah yang tidak dimiliki oleh istri-istri Nabi yang lain. Sehingga kecintaan Rasulullah kepada Khadijah tidak tergantikan, meskipun istri-istri berikutnya lebih muda dan lebih cantik. Namun semua itu tidak menyebabkan cinta Rasulullah kepada Khodijah berkurang, walaupun jasad Khodijah telah punah berkalang tanah.
- Jibril mengajarkan Shalat
Ibnu Ishak berkata tentang sholat yang pertama kali diajarkan Jibril pada bulan Ramadhan sebanyak dua kali dua rakaat. “Shalat diwajibkan kepada Rasulullah dua rakaat dua rakaat. Setelah itu Allah menyempurnakan bagi orang yang bermukim sebanyak 4 rakaat.
As-Suhaili berkata:” Shalat sebelum nabi ber-Isra’ dilaksanakan sebelum matahari terbenam dan setelah matahari terbit.
- Berpuasa pada masa peperangan,
Pada Tahun ke 2 Hijrah, pada bulan Sya’ban turun ayat yang memerintahkan kewajiban berpuasa. (Q.S AlBaqoroh ayat 183-187)
Ada 2hal ciri utama puasa Ramadhan, yaitu Keinginan yang kuat dan membara untuk mengontrol diri untuk mencapai Ridha Allah dan menjauhi murkaNya.
Yang kedua utuk mensucikan diri dan menjauhkan manusia dari hawa nafsu yang memperbudak jiwa dan menuntut pemenuhan yang terus-menerus dan tidak akan pernah merasa puas.
Nafsu itu harus dikendalikan, bukan diperturutkan. Mengendalikannya dengan cara berpuasa.
Dalam tahun itu pula Allah menguji hambanya dengan peperangan yang terjadi di Badar dengan kekuatan yang tidak seimbang. Kaum muslimin hanya berjumlah 313 sedangkan kaum kafir berjumlah 1000 orang dengan persenjataan dan perbekalan yang lebih lengkap.
Sebelum terjadi pertempuran Rasulullah SAW dan para sahabat hanya berniat menghadang kafilah dagang Abu Sofyan, namun Allah Azza Wa Jalla berkehendak lain, karena Allah SWT memiliki rencana untuk memuliakan agamanya dan menghinakan musuhnya.
Kalau tidak karena peperangan Badar, Rasulullah SAW dan para sahabat tidak akan merasakan pertolongan Allah SWT dan bukti-bukti kekuasaan Allah, bahwa pasukan yang sedikit dapat mengalahkan pasukan yang besar atas izin Allah.
- Meninggalnya puteri tercinta Ruqoyyah
Rasulullah harus berjuang dalam perang badar, namun disaat yang bersamaan, Rasulullah mendapati Putri tercinta dalam keadaan sakit parah. Maka Rasulullah mengizinkan Utsman untuk tidak ikut perang Badar demi merawat Ruqoyyah istrinya. Namun Ruqoyyah tidak sempat menyaksikan kemenangan ayahandanya bersama para sahabat mengalahkan orang kafir dan turunnya pertolongan Allah berupa beribu-ribu malaikat. Karena Ruqoyyah sudah lebih dulu dipanggil Allah.
Ya begitulah… jiwa Rasulullah diterpa berbagai ujian dan cobaan yang tiada henti, untuk menjadi teladan bagi manusia akan kekuatan jiwa menghadapi berbagai peristiwa tidak membuatnya menjadi lemah dan putus asa. Karena hidup adalah ujian untuk mendapat ganjaran surga yang dijanjikan.
- Qiyamul lail yang membuat kaki bengkak
Tradisi malam pertama Ramadhan dicerminkan dalam kehidupan keluarga Rasulullah SAW dan para sahabat. Rasulullah SAW mengkhususkan bulan ini untuk banyak beribadah, berdoa dan berdzikir.
Aisyah ditanya tentang kehidupan Rasulullah SAW di bulan Ramadhan, Aisyah berkata:
“ Rasulullah SAW tidak pernah menambah sholatnya di bulan Ramadhan atau di bulan lain lebih dari 11 rakaat. Beliau sholat 4 rakaat tanpa ditanya kebaikan dan panjangnya, lalu beliau sholat 4 rakaat tanpa ditanya kebaikan dan panjangnya. Lalu beliau sholat 3 rakaat tanpa ditanya kebaikan dan panjangnya.
Rasulullah SAW membaca Al-Qur’an dalam sholatnya dengan perlahan, seakan beliau sedang berdialog dengan Allah. Beliau menikmati dan menghayati bacaan tersebut sehingga lama berdirinya, dan sujudnya tidak diasakan sebagai beban berat.
Ketika Rasulullah SAW membaca Al-Qur’an di bulan Ramadhan, beliau berbicara dengan para sahabat, pengikut dan keluarga beliau tentang keutamaan Al-Qur’an. Beliau bersabda:
“Tidak boleh iri kecuali dalam dua hal, salah satunya seseorang yang Allah ajarkan Al-Qur’an lalu ia terus membacanya malam dan siang hari.”
Membaca Al-Qur’an menjadi sebuah rutinitas yang menjadi kebiasaan, meskipun satu surat atau satu ayat, namun berusaha dibaca berulang-ulang difahami, ditadabburi. Hal itu dilakukan agar melekat ke dalam jiwa dan bertambah keimanan. Iman yang kuat akan mengokohkan jiwa menghadapi segala rintangan dan ujian.
Ummul Mukminin Aisyah berkata:
“Nabi SAW melakukan sholat malam hingga kakinya bengkak. Aku berata kepadanya: Mengapa engkau melakukannya ya Rasulullah, padahal Allah telah mengampuni dosamu yang lalu dan yang akan datang. Rasulullah SAW menjawab:” apakah tidak boleh jika Aku ingin menjadi hamba yang bersyukur”.
Rasulullah melakukan Tahajjud di bulan Ramadhan dan di bulan-bulan lainnya. Ini menandakan kedudukan yang tinggi dan keutamaan tahajjud dibanding sholat sunnah yang lain. Tentu Rasulullah SAW tidak akan melakukan sesuatu sampai kakinya bengkak jika hal tersebut bukan sesuatu yang utama.*** Ruqoyah Ridwan.
Daftar Pustaka
Indahnya Ramadhan Rasulullah. Samih Kariam. Pena Ilmu dan Amal. Jakarta 2005
Akibat-Akibat Fatal meremehkan Tahajjud. Abdul Waid. Diva Press 2013