RAMADHAN ADALAH MADRASAH

 

RAMADHAN ADALAH MADRASAH

Ya, Ramadhan adalah madrasah. Apa itu madrasah? Madrasah adalah sekolah. Madrasah adalah wahana untuk melatih diri, menggembleng jiwa, menuntun hati, membina ruhi, mengikis iri, dengki, membuang sifat kikir, melatih kesabaran, menumbuhkan kekuatan untuk mengekang hawa nafsu dari pemenuhan keinginan yang tidak pernah merasa puas.

Mengapa Ramadhan jadi madrasah?

Ya, karena di bulan Ramadhan kesempatan kita untuk digembleng diri menjadi pribadi yang berkualitas, agar kita menjadi hamba yang lebih baik. Membuang segala kotoran yang berada di dalalm diri kita, seperti kotoran di perut dengan mengosongkannya. Demikian pula kotoran di dalam jiwa dengan banyak beristighfar dan  meningkatkan kuaitas dan kuantitas ibadah kita. Begitu pula kotoran yang melekat pada harta kita, dengan anjuran untuk membayar zakat, banyak bersedekah akan membersihkan harta kita. Bahkan boleh dibilang Ramadhan adalah bulan pembersihan diri,harta, dan jiwa. Maka selesai menjalankan Ramadhan kita layak menjadi juara, pemenang, karena kita telah keluar dari penggemblengan dan pelatihan menjadi insan yang mulia dan berhak mendapat gelar muttaqiin.

Ibarat tanah liat yang diinjak-injak bercampur dengan segala macam kotoran. Ketika tanah itu dibentuk menjadi genteng. Ia perlu melalui proses yang panjang. Mulai dengan diadoni, dibentuk, dijemur, dibakar sampai berubah bentuk menjadi genteng yang memberi manfaat kepada manusia. Setelah jadi genteng, ia tidak lagi berada di bawah dan tidak lagi diinjak-injak. Kini Ia menempati tempat terhormat di atas kepala. Bertengger di atas rumah, ia kuat menaungi dan melindungi penghuninya dari terik matahari dan derasnya hujan.

Ibarat ulat, ketika masih berbentuk aslinya ia dijauhi dan dibenci. Para petani menyemprotnya dengan obat anti hama untuk membunuh dan mengusirnya. Namun ketika ulat berpuasa, mengurung diri dalam kepompong, maka ia ingin naik derajat menjadi kupu-kupu. Tak lama setelah dia berpuasa di dalam kepompong, maka perlahan-lahan akan tumbuh sayap yang indah. Setelah sempurna sayapnya, diapun keluar dari kepompong. Ia terbang kesana kemari hinggap diantara bunga-bunga yang indah. Ulat kini telah naik derajat. Ia tidak lagi dimusuhi dan dibasmi tapi justru disukai dan dipuji, karena bisa memberi manfaat membantu penyerbukan dan perkawinan tumbuhan.

Ramadhan berasal dari kata Ramadha- yarmudhu- ramadhaan artinya panas membakar. Yang dimaksud adalah membakar lemak dan kotoran yang melekat di lambung untuk dibersihkan dan diperbaiki, membuang segala racun yang melekat didinding pembuluh darah, sehingga selesai puasa tubuh menjadi sehat dan bugar. Bisa pula diartikan membakar dosa-dosa manusia dan mengikis penyakit hati seperti iri, dengki, hasad, sombong dll. Bisa juga membakar dan membuang kotoran yang menempel pada hartanya, melatihnya menjadi orang yang peduli, welas asih kepada orang lain, menghilangkan sikap serakah, tamak, dan rakus yang membelenggu dirinya. Sehingga manusia terhapus dosa-dosanya dan kembali muncul fitrahnya.

Ramadhan senantiasa menjadi sarana penggemblengan dan pemanasan diri agar manusia menjadi lebih baik dimata Allah dan dimata manusia. Karena penyebab manusia berlumuran dengan dosa adalah manusia memperturutkan hawa nafsu dan mengikuti keinginan yang rendah. Oleh karena itu selama Ramadhan manusia digembleng, dibakar, ditempa dengan berbagai aktifitas kebaikan agar hawa nafsu tertundukkan dan dosa-dosa luntur terguyur dengan rahmah dan ampunan Allah SWT.

Sabda Rasulullah :” Bila Ramadhan tiba pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (H.R Bukhori dan  Muslim)

Hadits ini bisa diartikan secara tekstual sesuai redaksi, namun bisa juga diartikan dengan secara kiasan. Pintu-pintu surga di buka artinya Allah mudahkan untuk beramal sholeh seperti mudah untuk beribadah, mudah untuk tahajjud karena ada kegiatan sahur, mudah untuk tilawah karena bulan Ramadhan bulan diturunkannya Al-Qur’an, banyak kelas-kelas tahsin, tadarus, tahfizh diberbagai tempat dilakukan oleh berbagai kalangan. Kegiatan kultum setelah sholat wajib atau setelah sholat tarawih atau kajian duha. Begitu juga semangat untuk bersedekah, menyantuni anak yatim dll.

Ditutupnya pintu-pintu neraka bisa diartikan jalan menuju perbuatan maksiat dipersempit. Setidaknya merasa malu jika tidak berpuasa, makan di siang hari. Para ahli maksiat mengurangi aktifitasnya. Syetan-syetan dibelenggu tetapi masih ada orang yang bermaksiat, itu karena hawa nafsu manusia yang masih diperturutkan, tidak dikendalikan.

Pada bulan ini jiwa kita ditempa untuk mengendalikan hawa nafsu. Pemanasan diri dengan amal sholeh hablum minallah seperti puasa, dzikir, tilawah, tarawih dan sedekah. Ibadah bisa ditambah dengan qiyamullail dan i’tikaf. Hamblum minannas seperti menyantuni anak yatim dan duafa, memberi makan kepada orang yang berbuka puasa, mengadakan pembinaan seperti pesanren kilat, dauroh al-Qur’an, bakti sosial dengan kegiatan pelayanan kesehatan, bazar sembako murah dll.

Latihan berbentuk psikis seperti sabar, tawakkal, amanah, jujur, mujahadah (bersungguh-sungguh) dalam mengembangkan diri, meningkatankan tilawah dengan memperhatikan tajwid(tahsin), meningkatkan hafalan Al-Qur’an (tahfizh), meningkatkan bacaan wawasan Islam, mendengarkan kajian dll.

Semua itu tersedia selama Ramadhan, tinggal semua pilihan ada pada kita. Apakah kita akan biakan kemurahan dan rahmah Allah di bulan Ramadhan berlalu sia-sia, ataukah kita berlomba meraih semua kebaikan dan janji Allah yang akan  meningkatkan pahala kepada hamba yang beramal sholih. Ibarat belanja di Mall, Ramadhan adalah bulan diskon dan bulan bonus. Diskon dengan memberi pengampunan dan penghapusan dosa dan kesalahan. Bonus dengan pahala yang dibalas sampai 700 kali. Semua itu hanya berlaku di bulan Ramadhan, tidak ada di bulan lain.

Jika kita biarkan bulan Ramadhan berlalu tanpa peningkatan amal kebaikan, tentu menjadi manusia yang rugi serugi-ruginya. Karena belum tentu kita masih ada usia di bulan Ramadhan tahun berikutnya. Barangkali ini Ramadhan terakhir yang kita temui, maka persiapkanlah menyambutnya dengan sebaik-baiknya, raihlah rahmah, ampunan dan pahala sebanyak-banyaknya .

Ayoo… singkirkan belenggu yang menganggu agar hati bersih siap jemput kemuliaan di bulan Ramadhan.*** Ruqoyah Ridwan. 10-5-17

dhan adalah madrasah. Apa itu madrasah? Madrasah adalah sekolah. Madrasah adalah wahana untuk melatih diri, menggembleng jiwa, menuntun hati, membina ruhi, mengikis iri, dengki, membuang sifat kikir, melatih kesabaran, menumbuhkan kekuatan untuk mengekang hawa nafsu dari pemenuhan keinginan yang tidak pernah merasa puas.

Mengapa Ramadhan jadi madrasah?

Ya, karena di bulan Ramadhan kesempatan kita untuk digembleng diri menjadi pribadi yang berkualitas, agar kita menjadi hamba yang lebih baik. Membuang segala kotoran yang berada di dalalm diri kita, seperti kotoran di perut dengan mengosongkannya. Demikian pula kotoran di dalam jiwa dengan banyak beristighfar dan  meningkatkan kuaitas dan kuantitas ibadah kita. Begitu pula kotoran yang melekat pada harta kita, dengan anjuran untuk membayar zakat, banyak bersedekah akan membersihkan harta kita. Bahkan boleh dibilang Ramadhan adalah bulan pembersihan diri,harta, dan jiwa. Maka selesai menjalankan Ramadhan kita layak menjadi juara, pemenang, karena kita telah keluar dari penggemblengan dan pelatihan menjadi insan yang mulia dan berhak mendapat gelar muttaqiin.

Ibarat tanah liat yang diinjak-injak bercampur dengan segala macam kotoran. Ketika tanah itu dibentuk menjadi genteng. Ia perlu melalui proses yang panjang. Mulai dengan diadoni, dibentuk, dijemur, dibakar sampai berubah bentuk menjadi genteng yang memberi manfaat kepada manusia. Setelah jadi genteng, ia tidak lagi berada di bawah dan tidak lagi diinjak-injak. Kini Ia menempati tempat terhormat di atas kepala. Bertengger di atas rumah, ia kuat menaungi dan melindungi penghuninya dari terik matahari dan derasnya hujan.

Ibarat ulat, ketika masih berbentuk aslinya ia dijauhi dan dibenci. Para petani menyemprotnya dengan obat anti hama untuk membunuh dan mengusirnya. Namun ketika ulat berpuasa, mengurung diri dalam kepompong, maka ia ingin naik derajat menjadi kupu-kupu. Tak lama setelah dia berpuasa di dalam kepompong, maka perlahan-lahan akan tumbuh sayap yang indah. Setelah sempurna sayapnya, diapun keluar dari kepompong. Ia terbang kesana kemari hinggap diantara bunga-bunga yang indah. Ulat kini telah naik derajat. Ia tidak lagi dimusuhi dan dibasmi tapi justru disukai dan dipuji, karena bisa memberi manfaat membantu penyerbukan dan perkawinan tumbuhan.

Ramadhan berasal dari kata Ramadha- yarmudhu- ramadhaan artinya panas membakar. Yang dimaksud adalah membakar lemak dan kotoran yang melekat di lambung untuk dibersihkan dan diperbaiki, membuang segala racun yang melekat didinding pembuluh darah, sehingga selesai puasa tubuh menjadi sehat dan bugar. Bisa pula diartikan membakar dosa-dosa manusia dan mengikis penyakit hati seperti iri, dengki, hasad, sombong dll. Bisa juga membakar dan membuang kotoran yang menempel pada hartanya, melatihnya menjadi orang yang peduli, welas asih kepada orang lain, menghilangkan sikap serakah, tamak, dan rakus yang membelenggu dirinya. Sehingga manusia terhapus dosa-dosanya dan kembali muncul fitrahnya.

Ramadhan senantiasa menjadi sarana penggemblengan dan pemanasan diri agar manusia menjadi lebih baik dimata Allah dan dimata manusia. Karena penyebab manusia berlumuran dengan dosa adalah manusia memperturutkan hawa nafsu dan mengikuti keinginan yang rendah. Oleh karena itu selama Ramadhan manusia digembleng, dibakar, ditempa dengan berbagai aktifitas kebaikan agar hawa nafsu tertundukkan dan dosa-dosa luntur terguyur dengan rahmah dan ampunan Allah SWT.

Sabda Rasulullah :” Bila Ramadhan tiba pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup dan setan-setan dibelenggu.” (H.R Bukhori dan  Muslim)

Hadits ini bisa diartikan secara tekstual sesuai redaksi, namun bisa juga diartikan dengan secara kiasan. Pintu-pintu surga di buka artinya Allah mudahkan untuk beramal sholeh seperti mudah untuk beribadah, mudah untuk tahajjud karena ada kegiatan sahur, mudah untuk tilawah karena bulan Ramadhan bulan diturunkannya Al-Qur’an, banyak kelas-kelas tahsin, tadarus, tahfizh diberbagai tempat dilakukan oleh berbagai kalangan. Kegiatan kultum setelah sholat wajib atau setelah sholat tarawih atau kajian duha. Begitu juga semangat untuk bersedekah, menyantuni anak yatim dll.

Ditutupnya pintu-pintu neraka bisa diartikan jalan menuju perbuatan maksiat dipersempit. Setidaknya merasa malu jika tidak berpuasa, makan di siang hari. Para ahli maksiat mengurangi aktifitasnya. Syetan-syetan dibelenggu tetapi masih ada orang yang bermaksiat, itu karena hawa nafsu manusia yang masih diperturutkan, tidak dikendalikan.

Pada bulan ini jiwa kita ditempa untuk mengendalikan hawa nafsu. Pemanasan diri dengan amal sholeh hablum minallah seperti puasa, dzikir, tilawah, tarawih dan sedekah. Ibadah bisa ditambah dengan qiyamullail dan i’tikaf. Hamblum minannas seperti menyantuni anak yatim dan duafa, memberi makan kepada orang yang berbuka puasa, mengadakan pembinaan seperti pesanren kilat, dauroh al-Qur’an, bakti sosial dengan kegiatan pelayanan kesehatan, bazar sembako murah dll.

Latihan berbentuk psikis seperti sabar, tawakkal, amanah, jujur, mujahadah (bersungguh-sungguh) dalam mengembangkan diri, meningkatankan tilawah dengan memperhatikan tajwid(tahsin), meningkatkan hafalan Al-Qur’an (tahfizh), meningkatkan bacaan wawasan Islam, mendengarkan kajian dll.

Semua itu tersedia selama Ramadhan, tinggal semua pilihan ada pada kita. Apakah kita akan biakan kemurahan dan rahmah Allah di bulan Ramadhan berlalu sia-sia, ataukah kita berlomba meraih semua kebaikan dan janji Allah yang akan  meningkatkan pahala kepada hamba yang beramal sholih. Ibarat belanja di Mall, Ramadhan adalah bulan diskon dan bulan bonus. Diskon dengan memberi pengampunan dan penghapusan dosa dan kesalahan. Bonus dengan pahala yang dibalas sampai 700 kali. Semua itu hanya berlaku di bulan Ramadhan, tidak ada di bulan lain.

Jika kita biarkan bulan Ramadhan berlalu tanpa peningkatan amal kebaikan, tentu menjadi manusia yang rugi serugi-ruginya. Karena belum tentu kita masih ada usia di bulan Ramadhan tahun berikutnya. Barangkali ini Ramadhan terakhir yang kita temui, maka persiapkanlah menyambutnya dengan sebaik-baiknya, raihlah rahmah, ampunan dan pahala sebanyak-banyaknya .

Ayoo… singkirkan belenggu yang menganggu agar hati bersih siap jemput kemuliaan di bulan Ramadhan.*** Ruqoyah Ridwan. 10-5-17

 

sumber: Puasa Menuju Sehat Fisik dan Psikis. Ahmad Syarifudin. Jakarta Gema Insani Press. 2013.

Sumber-sumber lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *