4 Adab Membaca AlQuran Ini Hendaknya Selalu Kita Perhatikan

4 Adab Membaca AlQuran Ini Hendaknya Selalu Kita Perhatikan

Adab Membaca AlQuran – Sebagaimana kita pahami, bahwa al Qur’an bukanlah makhluk sebagaimana kita dan makhluk Allah lainnya dalam kehidupan ini. Namun, al Qur’an adalah kalam Allah. Maka bila kepada makhluk saja diperlukan adab-adab saat berinteraksi, tentu bila kita hendak berinteraksi dengan kalam Allah lebih diperlukan adab-adabnya. Yaitu adab membaca alQuran.

Sesungguhnya adab-adab tersebut kita penuhi bukan untuk memuliakan objek yang kita akan berinteraksi padanya, yang dalam hal ini adalah kalam Allah. Sebagaimana bila kita memenuhi adab kepada sesama makhluk yang lebih mulia dari kita, sesungguhnya itu bukan untuk memuliakannya. Sebab, kita punya adab ataupun tidak kepadanya, objek interaksi kita tersebut tetaplah mulia. Sungguh adab adalah kebutuhan bagi masing-masing kita yang melakukannya.

Karenanya, justru kita yang akan hina bila tanpa adab. Lebih-lebih bila kita tak memiliki adab membaca alQuran, maka kitalah yang akan terhinakan. Adapun al Qur’an tetaplah mulia. Dengan demikian, sebelum berinteraksi dengan al Qur’an hendaknya kita perhatikan adab membaca alQuran. Agar kitapun mendapatkan kemuliaan seiring interaksi kita dengan al Qur’an.

Berikut 4 adab membaca alQuran yang difirmankan Allah subhanahu wata’ala di dalam al Qur’an. Mari kita hayati bersama, satu demi satu, sesuai dengan urutan interaksi kita dengan al Qur’an.

 

Adab Membaca alQuran yang Pertama adalah Bersuci

Allah berfirman dalam surat Al Waqi’ah ayat 79, “Tidak menyentuhnya kecuali yang disucikan.” Baik Imam Nawawi maupun Ibnu Taimiyah berpendapat bahwa ayat ini merupakan larangan menyentuh al Qur’an bila dalam kondisi berhadats. Hikmahnya, adab membaca alQuran yang pertama ini akan memudahkan kita dalam memenuhi adab membaca alQuran yang berikutnya.

Adab membaca alQuran dengan bersuci ini juga mencakup kondisi sekitar tempat kita membaca al Qur’an. Selain badan yang harus bersuci, tempat pun harus suci. Oleh karenanya, sebaik-baik tempat untuk membaca al Qur’an adalah masjid, dengan posisi menghadap ke arah kiblat. Selain masjid, kita boleh pula membaca al Qur’an di tempat yang baik dan bersih lainnya.

Ada satu hal lagi yang juga merupakan adab membaca alQuran adalah memastikan kebersihan mulut kita. Karena itu dianjurkan untuk bersiwak sebelum membaca al Qur’an. Sebab dengan lisanlah, kita akan membaca ayat demi ayatnya.



 

Adab Membaca alQuran yang Kedua adalah Memulai dengan Ta’awudz dan Basmalah

Allah berfirman dalam surat An Nahl ayat 98, “Apabila kamu membaca Al Quran hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” Begitulah perintah Allah subhanahu wata’ala sebelum kita membaca kalam-Nya. Kalimat permohonan perlindungan tersebut biasa kita baca, “A’udzubillahi minasy syaithaanir rajiim.” Kalimat tersebut kita kenal sebagai kalimat Ta’awudz.

Selain membaca Ta’awudz, yang juga merupakan adab membaca alQuran adalah membaca Basmalah. Jadi setelah membaca Ta’awudz, kita kemudian membaca Basmalah dengan mengucap, “Bismillahirrahmaanirraahiim.” Sebab membaca Basmalah adalah adab sebelum melakukan semua aktivitas kebaikan dalam hidup kita, tentu lebih lagi bila aktivitasnya adalah membaca kalam-Nya yang mulia. Apalagi bila kita mengingat bahwa seluruh surat dalam al Qur’an telah dimulai dengan Basmalah, kecuali hanya satu surat saja yaitu surat At Taubah.

 

Adab Membaca alQuran yang Ketiga adalah Menghadirkan Hati dengan Khusyu’

Allah berfirman dalam surat an Najm ayat 57 sampai 60, “Telah dekat terjadinya hari kiamat. Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain Allah. Maka apakah kamu merasa heran terhadap pemberitaan ini? Dan kamu menertawakan dan tidak menangis?

Ayat itu menggambarkan orang-orang yang tak menghiraukan kabar al Qur’an. Kabarnya tentang dahsyatnya hari Kiamat, namun mereka justru tertawa dan tiada tangis ketakutan. Maka, sesungguhnya ayat ini menyiratkan salah satu adab membaca alQuran yaitu hendaknya menghadirkan hati dengan khusyu’ sepenuh penghayatan.

Jadi setelah kita bersuci dan memulai dengan membaca Ta’awudz serta Basmalah, selanjutnya kitapun bisa membaca al Qur’an. Nah, saat membaca al Qur’an inilah hendaknya kita benar-benar menghayati setiap ayat yang kita baca. Maka bacaan kita bukan sekadar bacaan, melainkan bacaan yang disertai tadabbur perenungan.

Dalam kondisi khusyu’ penuh penghayatan ini maka kita bisa memenuhi adab membaca alQuran yang lainnya, yaitu berdoa. Iringi bacaan al Qur’an kita dengan doa demi doa, yang menandakan bahwa kita merespon setiap yang dituturkan dalam kalam-Nya. Bila ayatnya tentang rahmat, maka berdoalah memohon rahmat tersebut. Bila ayatnya tentang azab, maka berdoalah memohon perlindungan dari azab tersebut. Dan bila ayatnya tentang kuasa Allah, maka ucapkanlah ‘tabarakallah’ atau ‘subhanallah’, sebagai pengagungan Allah azza wa jalla.

Selain itu, kita juga disunahkan untuk sujud tilawah bila bertemu dengan ayat-ayat sajadah. Dan di dalam al Qur’an terdapat 15 ayat sajadah yang tersebar di beberapa surat.

 

Adab Membaca alQuran yang Keempat adalah Membaca dengan Tartil

adab membaca alQuran (4)Allah berfirman dalam surat al Muzammil ayat 4, “Dan bacalah al Qur’an dengan tartil.” Maksudnya adalah bacaan yang tenang serta terpenuhinya hukum tajwid dan makharijul huruf dari setiap ayat al Qur’an. Inilah adab membaca alQuran yang harus kita perhatikan.

Sebab, membaca al Qur’an dengan tajwid hukumnya wajib. Begitupun membaca setiap hurufnya sesuai dengan makharijul huruf juga merupakan hak setiap huruf-huruf al Qur’an. Maka bila itu adalah hak huruf, tentu menjadi kewajiban bagi kita. Oleh karenanya, tunaikanlah hak setiap huruf tersebut dengan membaca al Qur’an secara tartil.



 

Penutup

Itulah 4 adab membaca alQuran yang hendaknya kita perhatikan. Adab membaca alQuran tersebut sebenarnya sederhana, namun banyak dari kita yang melalaikannya. Sehingga interaksi kita dengan al Qur’an tak membawa pada kebaikan diri, karena kita luput memuliakannya dan mentadabburi setiap ayatnya.

Terakhir yang tak kalah penting adalah terkait niat. Sebab ada sebuah riwayat hadits dalam Sunan At Tirmidzi, tentang salah satu hamba yang tergolong mulia. Salah satunya adalah seorang pembaca al Qur’an. Namun ternyata justru dinilai tak jujur dalam membaca al Qur’an.

Bahwa Allah akan bertanya kepada pembaca al Qur’an tersebut, “Bukankah engkau telah memiliki ilmu dari apa yang telah aku turunkan kepada utusanku?” Orang itu menjawab, “Ya, wahai Rabb-ku.”

Lalu ditanyakan kepadanya, “Apa yang telah engkau lakukan dengan itu?” Dijawablah, “Aku telah berdiri dengannya sepanjang malam dan sepanjang siang.”

Tapi Allah justru mengatakan, “Engkau telah berdusta.” Malaikat pun mengatakan, “Engkau telah berdusta.” Lalu Allah menyatakan, “Sesungguhnya engkau hanya ingin disebut sebagai seorang pembaca al Qur’an.”

Oleh karenanya, semoga kita termasuk yang selalu memperhatikan adab membaca alQuran. Lalu membacanya dengan 4 adab membaca alQuran tersebut dan niatkan ikhlas untuk mendapatkan ridha Allah, bukan untuk disebut sebagai orang yang giat membaca al Qur’an. Sebab bila niat rusak, maka akan merusak seluruh adab membaca alQuran yang telah kita penuhi tersebut. Sia-sialah semuanya. Wa na’udzubillah min dzalik.

 



 

disajikan oleh Irfan Azizi – Kaderisasi Badan Pengurus Pusat Forum Lingkar Pena (BPP FLP)

| Jakarta, 15 Agustus 2017

Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *